• Beranda
  • Berita
  • IHSG berpotensi variatif ditopang lelang devisa hasil ekspor

IHSG berpotensi variatif ditopang lelang devisa hasil ekspor

6 April 2023 09:23 WIB
IHSG berpotensi variatif ditopang lelang devisa hasil ekspor
Dokumentasi. Karyawan melihat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.

IHSG berpotensi bergerak fluktuatif jelang libur panjang pekan ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis diperkirakan bergerak variatif ditopang oleh lelang Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang dilakukan Bank Indonesia.

IHSG dibuka menguat 3,24 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.822,9. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,36 poin atau 0,15 persen ke posisi 942,0.

"IHSG berpotensi bergerak fluktuatif jelang libur panjang pekan ini. Namun, derasnya aliran capital inflow yang masuk ke dalam pasar modal Indonesia masih menopang pergerakan IHSG sejauh ini," tulis Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: IHSG ditutup melemah dipimpin saham sektor teknologi

Dari dalam negeri, capital inflow di antaranya datang dari lelang Devisa Hasil Ekspor (DHE) atau term deposit pada Selasa (5/4) yang berhasil menyerap 56,5 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp844,7 miliar.

Disisi lain, harga komoditas batu bara masih menjadi sorotan dikarenakan bisa memberikan efek langsung terhadap harga emiten batu bara. Bagi-bagi dividen jumbo sektor batu bara sudah dimulai dari emiten tambang batu bara.

Bursa AS ditutup melemah pada perdagangan kemarin, seiring investor beralih dari saham pertumbuhan ke saham yang lebih defensif, di tengah tanda-tanda bahwa ekonomi Negeri Paman Sam melemah.

Indeks Nasdaq melemah 1,07 persen menjadi 11.996,86, indeks Dow Jones naik 0,24 persen di tutup 33.482,7 yang didukung oleh kinerja saham kesehatan.

Kemudian, indeks S&P500 turun 0,25 persen menjadi 4.090,4. Peralihan ke saham yang lebih defensif membuat saham perawatan kesehatan melesat seperti saham Johnson & Johnson yang naik 4,5 persen, mendorong kinerja indeks Dow Jones.

Fokus pasar tertuju pada rilis neraca perdagangan AS yang diperkirakan defisit 69 miliar dolar AS pada Februari 2023. Sedangkan, Indeks Manufaktur AS diperkirakan meningkat ke 53,3 pada Maret 2023 dari 50,1 pada Februari 2023.

Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran The Fed masih berpeluang menaikkan suku bunga acuan meskipun terdapat potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Terlihat dari perangkat Fedwatch, yang mana sebesar 56,5 persen pelaku pasar melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Mei nanti, dan 43,5 persen meyakini The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 276,80 poin atau 1,00 persen ke 27.536,5, indeks Hang Seng melemah 41,28 poin atau 0,20 persen ke 20.233,3, dan indeks Shanghai turun 2,53 poin atau 0,08 persen ke 3.310,0, dan indeks Straits Times turun 12,64 poin atau 0,38 persen ke 3.306,2.

Baca juga: IHSG Kamis dibuka menguat 3,24 poin

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023