Pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menilai wacana pembentukan koalisi besar yang muncul usai silaturahmi Ramadhan antara lima ketua umum partai dan Presiden Joko Widodo merupakan ikhtiar yang bagus dalam membangun kekuatan untuk menghadapi Pilpres 2024.
"Terkait dengan wacana koalisi besar, tentu ini adalah sebuah ikhtiar yang sangat bagus, meskipun di saat yang sama akan ada juga banyak tantangan dihadapi. Bagus dalam arti, kalau gabungan dari KIB (Koalisi Indonesia Bersatu), kemudian KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya), konteksnya Gerinda bersama PKB, menjadi satu. Maka, itu bisa melibatkan kekuatan," ujar Umam dalam Embargo Talk Episode 7 bertajuk "Strategi PDIP Menghadapi Koalisi Besar", sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Vibrasi, di Jakarta, Kamis.
Sementara terkait dengan tantangan yang dihadapi, ia menyampaikan salah satunya adalah terkait penetapan calon wakil presiden yang diusung oleh koalisi yang kemungkinan terdiri atas Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Gerindra.
Umam menilai terdapat tiga "gerbong" dari koalisi tersebut yang berpotensi bertabrakan satu sama lain dalam memutuskan calon wakil presiden yang diusung koalisi besar.
"Setidaknya, ada tiga gerbong yang saya catat yang berpotensi bertabrakan satu sama lain," kata dia.
Pertama, gerbong Partai Golkar yang menetapkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi capres atau cawapres.
Gerbong kedua adalah PKB dengan calon wakil presidennya, yakni Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar. Menurut Umam, Muhaimin terlihat telah memiliki niat, upaya, ikhtiar untuk menjadi cawapres sejak tahun 2018.
Baca juga: BPHN sebut harus bangun koalisi besar dengan semangat kerukunan
Baca juga: Golkar dukung koalisi besar untuk perkuat pemerintahan
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023