"Semoga seluruh umat Katolik dan Kristiani makin maju, kuat dalam kebersamaan dengan semua elemen bangsa dalam menjaga persatuan dan memajukan pembangunan bagi kemaslahatan bangsa, serta negara, khususnya dalam membangun kesejahteraan di Kalteng," katanya di Palangka Raya, Jumat.
Kakak Kandung Gubernur Kalteng Sugianto Sabran itu menuturkan, peringatan Paskah menunjukkan bahwa agama lahir sebagai instrumen pencerahan bagi umat manusia.
Paskah telah menunjukkan kesetiaan pengorbanan dan pelayanan yang tulus dalam merentangkan jalan keselamatan, sehingga di balik itu momentum sakral itu membuktikan bahwa ajaran agama lahir sebagai instrumen pencerahan bagi seluruh umat manusia.
"Siapapun orangnya, kita sebagai manusia adalah pelayan bagi sesama. Kehidupan yang rukun dan harmonis hanya bisa tercipta dalam suasana kebersamaan dan perasaan yang empati terhadap penderitaan orang lain," ucapnya.
Agustiar Sabran yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng tersebut, juga mengajak seluruh masyarakat menjadikan peringatan Paskah ini sebagai momentum yang tepat untuk mempererat kesatuan dan persatuan antarumat beragama.
Apalagi, perayaan hari spesial tiga agama berlangsung secara berdekatan. Yakni Bulan Suci Ramadhan bagi umat Islam yang saat ini masih berlangsung, Nyepi Tahun Baru Saka 1945 bagi umat Hindu dan Paskah untuk umat Katolik dan Kristiani.
"Saya berharap melalui momentum perayaan Paskah, lintas umat beragama terus berperan dan berkontribusi dalam upaya ikut menjaga kerukunan antarumat beragama, membangun kesatuan dan keutuhan nasional," ungkapnya.
Ditambahkan Anggota Fraksi PDIP di DPR RI tersebut, pihaknya terus mengingatkan pesan Bung Karno bahwa bangsa Indonesia adalah kesatuan dari barat sampai kepulauan timur.
"Seperti kata Bung Karno, persatuan dan kesatuan adalah satu-satunya cara agar bangsa ini lepas dari hinaan serta penindasan bangsa lain. Bangsa Indonesia ini seperti sapu lidi yang terdiri dari beratus-ratus lidi. Jika tidak diikat akan tercerai berai, tidak berguna dan mudah dipatahkan," demikian Agustiar Sabran.
Pewarta: Adi Wibowo
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023