"Kami akan memangkas inflasi menjadi satu digit lagi, dan tentunya, kami akan menyelamatkan negara kita dari masalah ini," ujar Erdogan kepada para pendukungnya dalam upacara kampanye pemilihan umum (pemilu) di ibu kota Turki, Ankara.
Ketika menguraikan manifesto pemilu partainya, Erdogan mengatakan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa bertujuan mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 5,5 persen antara 2024 dan 2028, meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 1,5 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.888) per akhir 2028.
"Pada periode mendatang, dengan tingkat pertumbuhan tahunan 5,5 persen, kami akan meningkatkan pendapatan nasional kita menjadi 1,5 triliun dolar AS, kemudian target utama kita adalah 2 triliun dolar AS," ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Erdogan berjanji akan meningkatkan kesejahteraan pekerja, pegawai negeri sipil, dan pensiunan dengan "selalu menaikkan upah mereka di atas inflasi."
Setelah dua dekade berkuasa, Erdogan kembali mengincar masa jabatan presiden dalam pemilu yang dijadwalkan berlangsung pada 14 Mei, sementara ekonomi yang buruk dengan tingginya inflasi dan lemahnya mata uang menjadi salah satu tantangan terbesarnya.
Inflasi tahunan Turkiye telah meningkat selama 17 bulan hingga mencapai 85,5 persen pada Oktober tahun lalu, menyebabkan penurunan tajam dalam daya beli rumah tangga Turkiye. Angka tersebut turun menjadi 50,5 persen pada Maret.
Erdogan juga menawarkan bantuan keuangan lebih lanjut bagi rumah-rumah tangga untuk membantu mereka mendapatkan penghasilan yang stabil.
"Kami akan mendirikan Bank Keluarga dan Pemuda (Family and Youth Bank), yang didanai oleh pendapatan gas alam dan minyak kita untuk memberikan kontribusi keuangan kepada kaum muda, untuk mendorong mereka mulai membangun keluarga, untuk membantu pendidikan, pekerjaan, dan perawatan anak mereka," ujarnya.
Pemerintahannya akan fokus pada investasi, produksi, dan ekspor guna mendorong pertumbuhan, bertujuan untuk mencapai volume perdagangan luar negeri tertarget sebesar 1 triliun dolar AS, imbuh Erdogan. Selesai
Pewarta: Xinhua
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023