“Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan bersih tahun 2023 sekitar 13 hingga 15 persen, dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih per saham sekitar 13 hingga 15 persen,” ujar Chief Financial Officer Kalbe Farma, Bernadus Karmin Winata dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu,
Perseroan mempertahankan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,0 triliun pada 2023, yang akan digunakan untuk memperluas kapasitas produksi dan distribusi.
Selain itu, perseroan mempertahankan rasio pembagian dividen di angka 45 hingga 55 persen pada tahun 2023.
Perusahaan di sektor kesehatan ini mencatatkan penjualan bersih mencapai Rp28,93 triliun pada 2022, atau meningkat 10,2 persen yoy dibandingkan tahun 2021.
Dengan peningkatan penjualan tersebut, perseroan mencatatkan laba bersih mencapai Rp3,38 triliun pada tahun 2022, atau naik 6,2 persen dari sebelumnya Rp3,18 triliun pada tahun 2021.
“Perseroan senantiasa memperhatikan pentingnya pengelolaan rantai pasok, mengelola kenaikan biaya bahan baku dengan kebijakan kenaikan harga, mengelola portofolio produk, dan menjaga efisiensi biaya operasional,” ujar Bernadus.
Dari segi pertumbuhan dan kontribusi per divisi, pada 2022 penjualan bersih divisi produk kesehatan meningkat 14,6 persen yoy menjadi Rp4,15 triliun, dengan kontribusi sebesar 14,4 persen terhadap total penjualan bersih perseroan pada 2022.
Lalu, penjualan bersih divisi distribusi dan logistik meningkat 10,8 persen yoy menjadi Rp 10,80 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 9,75 triliun pada2021, serta menyumbang 37,3 persen terhadap total penjualan bersih perseroan.
Kemudian, penjualan bersih divisi nutrisi tercatat Rp7,83 triliun pada 2022, atau tumbuh 9,3 persen yoy, dan menyumbang 27,1 persen dari total penjualan bersih perseroan pada 2022.
Sementara itu, penjualan bersih divisi obat resep meningkat7,5 persen menjadi Rp6,14 triliun dari sebelumnya Rp5,71 triliun pada 2021, serta menyumbang 21,3 persen dari total penjualan bersih perseroan.
Kalbe Farma mencatatkan laba usaha yang meningkat 5,2 persen yoy menjadi Rp4,23 triliun pada 2022, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 14,6 persen.
Tercatat, laba sebelum pajak penghasilan pada 2022 sebesar Rp4,45 triliun atau tumbuh 7,6 persen dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,4 persen, serta laba per saham mencapai Rp72,71 pada 2022, atau naik 7,1 persen yoy dibandingkan Rp67,92 pada 2021.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023