Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap investasi yang masuk ke Kawasan Rempang bisa mencapai Rp381 triliun sampai 2080 mendatang.
Adapun Program Pengembangan Kawasan Rempang di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPB PB) Batam akhirnya diluncurkan setelah pada 2005, BP Batam, Pemerintah Kota Batam, dan PT Makmur Elok Graha (MEG) telah melakukan perjanjian untuk mengembangkan kawasan Rempang seluas 17 ribu hektar.
“Diharapkan investasi di kawasan ini bisa mencapai Rp381 triliun sampai 2080 dengan melibatkan pekerja langsung sebanyak 306 ribu orang,” katanya dalam Peluncuran Program Pengembangan Kawasan Rempang di Jakarta, Rabu.
Adapun untuk pembangunan tahap pertama yang akan berlangsung sampai 2040, PT MEG telah melakukan investasi senilai Rp29 triliun dari target investasi senilai Rp50 triliun.
Program Pengembangan Kawasan Rempang merupakan bagian dari Rencana Induk Pengembangan KPB PB Batam, Bintan, dan Karimun, yang diharapkan dapat segera ditetapkan melalui Peraturan Presiden.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan cakupan industri di wilayah Rempang antara lain industri menengah, manufaktur, logistik, kawasan pariwisata terintegrasi, kawasan perumahan, dan kawasan perdagangan jasa terintegrasi.
Ia mengatakan BP Batam telah memperoleh hak untuk mengembangkan kawasan Rempang setelah sebelumnya terbit Surat Keterangan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan (ATR/BPR) terkait Hak Pengelolaan Lahan (HPL) kawasan Rempang bagi BP Batam.
“BP Batam telah menyiapkan rencana pembangunan dan pengembangan Kawasan Rempang sebagai panduan pengelolaan kawasan, termasuk di dalamnya (daftar) kegiatan perencanaan pembangunan dan pengelolaan sehingga investasi di Pulau Rempang dapat sesuai dengan rencana tersebut,” katanya.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023