Model tersebut berpartisipasi dalam perlombaan chatbot dan menjadi saingan potensial untuk ChatGPT, lapor China Daily pada Rabu (12/4).
"Kita berada di sebuah titik waktu penting dalam teknologi yang didorong oleh AI generatif dan komputasi awan (cloud)," kata Zhang Yong, direktur sekaligus CEO Alibaba Group serta CEO Alibaba Cloud Intelligence.
"... dan bisnis di seluruh sektor telah mulai merangkul transformasi cerdas agar tetap menjadi yang terdepan," ujarnya, seperti dikutip surat kabar tersebut.
Alibaba mulai meneliti model bahasa berukuran besar pada 2019.
Produk baru itu pada awalnya akan digunakan di DingTalk, aplikasi perpesanan di lingkungan kerja perusahaan tersebut, untuk merangkum catatan rapat, membuat puisi, menulis surel, dan menyusun proposal bisnis, menurut laporan itu.
Sejumlah perusahaan teknologi terkemuka di China, seperti Baidu Inc., Tencent Holdings Ltd., dan NetEase, telah ikut serta dalam tren penggunaan chatbot AI.
Peluncuran model bahasa Alibaba ini dilakukan sehari setelah pelopor AI China, SenseTime, meluncurkan rangkaian model AI besar terbarunya "SenseNova".
Model tersebut mencakup berbagai kemampuan penting, termasuk visi komputer, pemrosesan bahasa alami, dan konten yang dihasilkan oleh AI, papar surat kabar itu.
Pada Maret, Baidu meluncurkan model bahasanya yang berukuran besar dan produk mirip ChatGPT yang dinamai Ernie Bot, tambah China Daily.
Badan regulator dunia maya China pada Selasa (11/4) meluncurkan draf kebijakan untuk mengelola layanan AI generatif.
Para penyedia (provider) akan bertanggung jawab atas keabsahan data yang digunakan untuk melatih produk AI generatif, menurut laporan tersebut.
Tanggung jawab yang dimintakan juga mencakup pencegahan konten yang bersifat diskriminatif ketika merancang algoritme, melatih data, dan membuat model serta menyediakan layanan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023