• Beranda
  • Berita
  • Anak dengan gangguan spektrum autisme miliki bakat terpendam

Anak dengan gangguan spektrum autisme miliki bakat terpendam

12 April 2023 20:07 WIB
Anak dengan gangguan spektrum autisme miliki bakat terpendam
Arsip foto - Sejumlah orang tua dan guru memberi semangat kepada dua orang murid penyandang autisme usai tampil pada kegiatan Autism Awareness yang diselenggarakan Kampusnya Manusia di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (28/5/2022). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/rwa. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Anak dengan gangguan spektrum autisme memiliki bakat terpendam, seperti menggambar dan ingatan yang kuat yang bisa dikembangkan,

Psikolog Vitriani Sumarlis, M.Psi. mengatakan anak dengan gangguan spektrum autisme memiliki bakat terpendam yang bisa dikembangkan.
 
"Anak dengan gangguan spektrum autisme memiliki bakat terpendam, seperti menggambar dan ingatan yang kuat yang bisa dikembangkan," kata Vitriani dalam diskusi mengenai cara mengenali gangguan autisme pada seseorang yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
 
Vitriani menambahkan jika terdapat minat berlebihan pada anak dengan gangguan spektrum autis dalam bidang tertentu, maka minat tersebut bisa menjadi keahlian anak jika diarahkan dengan baik.
 
Gangguan spektrum autisme adalah gangguan perkembangan pervasif (mendalam) yang memiliki karakteristik berupa kesulitan dalam komunikasi sosial dengan perilaku, minat, aktivitas yang terbatas, dan pola yang repetitif (berulang).
 
Gangguan ini memiliki gejala seperti gerakan tangan yang diulang-ulang tanpa tujuan tertentu, memakai objek tanpa tujuan tertentu, dan cara bicara diulang-ulang tanpa ada makna tertentu.
 
"Dengan demikian interaksi berulang-ulang yang dilakukan bisa dilatih untuk menjadi sesuatu yang bermakna dan menjadi keahlian sang anak," kata dia. 
 
Setelah mengembangkan apa yang anak suka, kemudian orang tua bisa mengembangkan faktor yang belum berkembang dengan baik dengan tes potensi intelegensi serta melihat fungsi kognitif yang masih menjadi kelemahannya, tambah dia.
 
Dia mengatakan komunikasi berkala dengan guru dan terapis harus dilakukan orang tua untuk mengevaluasi perkembangan sang anak. Orang tua juga harus membuka diri dalam penanganan anak yang memiliki gangguan spektrum autisme.
 
"Biasanya orang tua merasa sendiri dan tidak nyaman dalam menangani anak berkebutuhan khusus, maka tidak ada salahnya gabung komunitas supaya ada support group," imbuhnya.
 
Selain itu, orang tua juga harus memiliki tujuan yang realistis. Wajar jika khawatir ketika anak belum bisa bersosialisasi, namun tetap harus memperhatikan konteks kemampuan sang anak agar tidak membebani anak dan orang tuanya.

Baca juga: Dokter sebut belum ada penyebab pasti gangguan spektrum autisme
Baca juga: Cara dan waktu yang tepat untuk deteksi autisme pada anak

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023