• Beranda
  • Berita
  • Nasi tumpeng, ikon kuliner tradisional indonesia

Nasi tumpeng, ikon kuliner tradisional indonesia

14 Desember 2012 18:31 WIB
Nasi tumpeng, ikon kuliner tradisional indonesia
Salah satu bentuk dan penyusunan nasi tumpeng. Nasi yang biasanya diberi pewarna kuning dari kunyit dibentuk menjadi gunungan dan diimbuhi berbagai lauk-pauk dan pelengkap lain. Komposisi dan jenis penyusun sangat fleksibel tergantung pada selera dan hal-hal lain. (warungmarga.com)

... tumpeng juga dinilai memiliki kelebihan karena mudah membangun cerita (hype) tentang nasi tumpeng, dan ragam lauk mudah dikombinasikan dengan ikon kuliner lain.. "

Jakarta (ANTARA News) - Nasi tumpeng dipilih sebagai ikon andalan kuliner tradisional Indonesia selain 29 ikon kuliner tradisional lain, sebagai langkah awal mengembangkan produk kuliner asli Indonesia.

"Penentuan ikon kuliner ini dilakukan melalui proses yang cukup panjang dan melibatkan pemangku kepentingan," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Pangestu, di Jakarta, Jumat.

Nasi tumpeng dipilih sebagai andalan ikon kuliner tradisional Indonesia untuk membangun dan mengembangkan kuliner Indonesia dengan beberapa pertimbangan, diantaranya mempunyai dasar filosofi Indonesia yang kuat serta mempresentasikan budaya makan orang Indonesia.

Hampir semua kawasan di Indonesia mengenal nasi tumpeng yang padat pesan filosofis itu. Paling tidak, saban ada acara syukuran, pasti nasi tumpeng dihidangkan dengan potongan pertama diberikan pada orang paling dihormati atau disayangi.

Selain itu, nasi tumpeng memiliki visualisasi yang atraktif baik dari segi tampilan maupun rasa, mudah dibuat di luar negeri dan dapat dijadikan sebagai menu wajib restoran Indonesia di luar negeri. Ditampilkan di atas nyiru bambu atau wadah datar berukuran besar, nasi tumpeng disantap bersama-sama sehingga memperserat kekerabatan.

"Nasi tumpeng juga dinilai memiliki kelebihan karena mudah membangun cerita (hype) tentang nasi tumpeng, dan ragam lauk mudah dikombinasikan dengan ikon kuliner lainnya," katanya.

Di samping nasi tumpeng ada 29 produk kuliner lainnya yang dipilih kelompok kerja beranggotakan pakar dan praktisi kuliner terbaik di Indonesia.

Proses penentuan 30 ikon kuliner tradisional itu diawali dengan mendaftar kekayaan budaya kuliner tradisional yang diwariskan secara turun menurun hingga mencapai keberadaannya di masa kini.

Tahapan seleksi dengan melalui beberapa kriteria, yakni bahan baku mudah diperoleh baik di dalam maupun luar negeri, dikenal oleh masyarakat luas secara nasional (populer), dan ada pelaku secara profesional.

Pangestu menyatakan, pemilihan 30 ikon kuliner tradisional Indonesia langkah awal mengembangkan dan memfokuskan pengembangan kuliner Indonesia.

"Langkah ini perlu didukung oleh berbagai pihak agar kuliner Indonesia maju bersama, dikenal, mendapat pengakuan, dan mampu bersaing di level internasional," katanya.

Nantinya 30 ikon tersebut akan dilengkapi dengan resep yang dibakukan, disertai penjelasan videografis tentang proses pembuatannya untuk tujuan replikasi maupun dokumentasi.

Namun ia menekankan, penentuan 30 ikon kuliner tradisional Indonesia ini tidak dikaitkan dengan hak paten, merek maupun hak cipta.

Sebanyak 30 ikon kuliner tradisional terpilih itu, Nasi Tumpeng, Ayam Panggang Bumbu Rujak Yogyakarta, Gado-Gado Jakarta, Nasi Goreng Kampung, Serabi Bandung, Sarikayo Minangkabau, Es Dawet Ayu Banjarnegara, Urap Sayuran Yogyakarta, Sayur Nangka Kapau, Lunpia Semarang, Nagasari Yogyakarta, Kue Lumpur Jakarta, Soto Ayam Lamongan, Rawon Surabaya, Asinan Jakarta, dan Sate Ayam Madura.

Selain itu, Sate Maranggi Purwakarta, Klappertaart Manado, Tahu Telur Surabaya, Sate Lilit Bali, Rendang Padang, Orak-Arik Buncis Solo, Pindang Patin Palembang, Nasi Liwet Solo, Es Bir Pletok Jakarta, Kolak Pisang Ubi Bandung, Ayam Goreng Lengkuas Bandung, Laksa Bogor, Kunyit Asam Solo, dan Asam Padeh Tongkol Padang.

(H016)


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012