Timika (ANTARA News) - Pemimpin Gereja Katolik Keuskupan Timika, Papua, Mgr John Philip Saklil Pr meminta pemerintah daerah setempat membatasi penjualan minuman beralkohol selama perayaan Natal.Karena itu, semua umat harus menjaga keamanan supaya perayaan Natal berjalan lancar, tanpa ada keributan karena pengaruh alkohol,"
"Kami mengharapkan agar semua umat mengarahkan perhatian pada Natal sebagai perayaan iman. Karena itu, semua umat harus menjaga keamanan supaya perayaan Natal berjalan lancar, tanpa ada keributan karena pengaruh alkohol," katanya kepada ANTARA di Timika, Minggu.
Ia mengatakan penjualan minuman beralkohol justru memicu ketegangan dan munculnya berbagai tindak kekerasan.
Pada kesempatan itu ia juga mengatakan bahwa Gereja Katolik Keuskupan Timika akan mendatangkan sedikitnya 10 pastor tamu dari luar daerah itu untuk membantu melayani umat Katolik di berbagai paroki dan stasi yang selama ini tidak ada pastor.
Para pastor tamu yang melayani perayaan ekaristi selama Hari Raya Natal hingga Tahun Baru, biasanya dari Jayapura, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Delapan di antara sekitar 27 paroki di Keuskupan Timika, hingga saat ini belum memiliki pastor paroki tetap.
Selain itu, jangkauan pelayanan pastoral di Keuskupan Timika relatif sangat luas, terbentang dari pantai selatan Papua hingga kabupaten-kabupaten di wilayah utara Papua, di bibir Samudera Pasifik.
"Pelayanan tidak hanya dibutuhkan di paroki-paroki, tetapi juga di stasi-stasi sehingga para pastor harus berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain," kata Saklil yang ditahbiskan menjadi uskup pertama Keuskupan Timika pada 18 April 2004 itu.
(E015/M029)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012