"Kegiatan pembelajaran kreatif dan pertunjukan seni yang digagas oleh BEM UI ini dilandaskan oleh kesadaran dan kepedulian penuh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerima serta mendukung teman-teman disabilitas. Adapun manfaat khusus dari pembelajaran kreatif kolase adalah melatih motorik halus, melatih konsentrasi, meningkatkan kreativitas, dan masih banyak manfaat lainnya," ungkap Kepala Departemen Sosmas BEM UI, Anatasya Shalsabilla, Depok, Jawa Barat, Jumat.
Anatasya menuturkan, rangkaian kegiatan yang dilaksanakan antara lain pembelajaran kreatif dengan membuat kolase, games, dan pertunjukan seni yang diikuti oleh kurang lebih 80 anak di YPLB Nusantara dengan rincian 50 anak penyandang tunagrahita, 18 anak penyandang autisme, 2 anak penyandang tunarungu, 7 anak penyandang down syndrome, dan 3 anak penyandang tunanetra.
Selain itu, kegiatan ini juga turut diramaikan oleh 20 orang mahasiswa Universitas Indonesia yang berperan sebagai relawan kegiatan.
Sementara itu, lanjut Anatasya, pertunjukan seni yang ditampilkan oleh anak-anak di YPLB Nusantara seperti penampilan marawis dan band juga dapat memantik dan meningkatkan kepercayaan diri anak.
Selaras dengan tajuk yang dibawa yakni ‘Peluk Perbedaan, Perkuat Harapan’, Anatasya Shalsabilla selaku Kepala Departemen Sosmas BEM UI berharap kegiatan ini dapat terus bermanfaat baik untuk masa kini dan di masa depan.
“Tentunya, harapan dengan adanya kegiatan ini tidak hanya bermanfaat untuk teman-teman disabilitas di YPLB Nusantara, tetapi juga bermanfaat bagi seluruh relawan yang ikut serta dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas untuk merangkul teman-teman disabilitas di sekitar kita,” ungkap Anatasya.
“Bersyukur sekali BEM UI membuka kesempatan bagi mahasiswa UI untuk bisa memberikan kontribusi nyata. Dengan kegiatan ini, berkali-kali dibuat tersadar dan jadi belajar bahwa dengan kondisi kita yang tidak ada keterbatasan apapun, justru memiliki tanggung jawab lebih besar untuk bisa merangkul teman-teman dengan disabilitas,” tutur salah satu relawan.
Baca juga: Belajar dinamika jurnalisme masa kini, BEM UI kunjungi LKBN ANTARA
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023