“Tingkat kepuasan terhadap Pemerintahan Jokowi pada ujung periode kedua mencapai 78,3 persen,” ujar Peneliti Senior CPCS Hatta Binhudi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan sebesar 11,0 persen merasa sangat puas terhadap kinerja Jokowi. Sebaliknya, hanya ada 19,1 persen yang merasa tidak puas, di antaranya 0,8 persen merasa tidak puas sama sekali dan sisanya tidak tahu/tidak jawab sebanyak 2,6 persen.
Menurut Hatta, tingkat kepuasan yang terjaga tetap tinggi pada kurun setahun menjelang pemilu mencerminkan optimisme yang kuat di mata publik.
Tercatat tingkat kepuasan sebesar 78,5 persen pada survei bulan Desember 2022 dan 77,8 persen pada Februari 2023.
Baca juga: Survei LSI: Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi 76 persen
“Hal ini menarik, mengingat masa jabatan Jokowi akan segera berakhir tetapi tingkat kepuasan masih sangat tinggi, sesuatu yang sulit dicapai pada masa kepemimpinan sebelumnya,” ujar Hatta.
Hal ini, katanya, ditambah kompleksitas persoalan yang dihadapi Pemerintahan Jokowi, khususnya pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.
Baca juga: Survei LSI: Tingkat kepuasan publik kepada Presiden capai 76,8 persen
“Meskipun perekonomian sempat anjlok, tetapi pemulihan dengan cepat mengembalikan pertumbuhan pada kisaran 5 persen,” kata Hatta.
Bahkan, dunia tengah dihadapkan pada situasi ketidakpastian yang diperparah gejolak geopolitik terutama perang di Ukraina.
“Nyatanya sejumlah prediksi menunjukkan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 tetap kuat atau sedikit di bawah 5 persen,” ujar Hatta.
Tantangan utama dalam menciptakan daya saing ekonomi, ungkapnya, adalah kelancaran arus mobilitas penumpang maupun barang. Lebih-lebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia, tingginya biaya logistik membuat rendahnya minat dalam menanamkan investasi.
Setelah sempat mangkrak akibat krisis moneter pada 1997, kini jaringan Jalan Tol Trans Jawa sudah tersambung. Pemerintah menggencarkan pembangunan infrastruktur serupa di luar Jawa dan transportasi massal di kawasan aglomerasi perkotaan.
Selain membangun jalan dan rel kereta api, papar dia, infrastruktur lainnya dibangun untuk mendukung sektor pertanian berupa bendungan, embung, dan saluran irigasi yang bisa digunakan untuk pengendalian banjir.
Di sisi lain, tetap diakui masih banyaknya ketidakpuasan, baik yang ditimbulkan dari masalah ekonomi maupun faktor lainnya.
“Publik menyoroti soal korupsi dan penegakan hukum yang masih berkelindan dengan watak birokrasi dan dampak desentralisasi,” tutur Hatta.
Survei CPCS dilakukan pada 1-7 April 2023 dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023