• Beranda
  • Berita
  • Dolar turun di Asia setelah reli sesi sebelumnya, fokus data China

Dolar turun di Asia setelah reli sesi sebelumnya, fokus data China

18 April 2023 09:22 WIB
Dolar turun di Asia setelah reli sesi sebelumnya, fokus data China
Arsip foto - Tumpukan uang dolar AS berada di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Rabu (16/11/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/pri.)

Dolar dapat tetap sensitif terhadap kekuatan, atau tidak, data ekonomi karena Fed kemungkinan mendekati akhir dari siklus pengetatan mereka,

Dolar melemah di awal sesi Asia pada Selasa pagi, setelah reli semalam karena data ekonomi AS yang solid memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi pada Mei, sementara investor menunggu data dari China yang akan menyoroti sejauh mana pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival utamanya, turun 0,039 persen menjadi 102,05, setelah naik 0,5 persen semalam.

Data pada Senin (17/4/2023) menunjukkan kepercayaan di antara pengembang rumah keluarga tunggal AS meningkat selama empat bulan berturut-turut pada April, sementara aktivitas manufaktur di negara bagian New York meningkat untuk pertama kalinya dalam lima bulan.

"Dolar dapat tetap sensitif terhadap kekuatan, atau tidak, data ekonomi karena Fed kemungkinan mendekati akhir dari siklus pengetatan mereka," kata Kristina Clifton, seorang ekonom di Commonwealth Bank of Australia.

Baca juga: Dolar menguat karena banyak investor perkirakan kenaikan Fed pada Mei

Pasar memperkirakan peluang 91 persen Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya pada Mei, alat CME FedWatch menunjukkan, dengan pedagang mengharapkan penurunan suku bunga menjelang akhir tahun.

Fokus investor akan tertuju pada data PDB kuartal pertama China yang akan dirilis hari ini untuk menilai seberapa cepat ekonomi negara tersebut pulih setelah mengakhiri pembatasan ketat akibat COVID pada Desember. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan telah meningkat pesat dari kemerosotan pandemi, meskipun hambatan tetap ada dan prospeknya diperkirakan akan bergelombang.

Euro turun 0,01 persen pada 1,0925 dolar, tergelincir dari level tertinggi satu tahun di 1,10755 dolar yang disentuh minggu lalu.

Yen Jepang menguat 0,09 persen menjadi 134,36 per dolar, melayang di sekitar puncak satu bulan di 134,57 yang disentuh pada Senin (17/4/2023). Sterling terakhir diperdagangkan naik 0,01 persen pada 1,2375 dolar.

Baca juga: Dolar "rebound" karena ekspektasi kenaikan suku bunga Fed meningkat

Kiwi naik 0,10 persen menjadi 0,619 dolar AS. Dolar Australia naik 0,01 persen pada 0,670 dolar AS karena para pedagang menunggu risalah pertemuan terakhir bank sentral Australia, ketika bank menghentikan kenaikan suku bunga untuk menilai dampak kenaikan di masa lalu.

Pakar strategi Saxo mengatakan jika risalah menyoroti suku bunga bisa naik lagi, Aussie bisa didorong lebih tinggi, terutama karena pasar telah memperkirakan tidak ada kenaikan.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023