• Beranda
  • Berita
  • Pertamina raih laba bersih Rp56 triliun pada 2022

Pertamina raih laba bersih Rp56 triliun pada 2022

18 April 2023 10:52 WIB
Pertamina raih laba bersih Rp56 triliun pada 2022
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kanan) bersiap mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/3/2023). ANTARA FOTO/Galih /hp.

Pencapaian ini tentu berkat kerja bersama seluruh perwira Pertamina. Kinerja positif ini juga tentu tidak terlepas dari dukungan pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian ESDM.

PT Pertamina (Persero) meraih laba bersih senilai 3,8 miliar dolar AS atau Rp56,6 triliun pada 2022, meningkat 86 persen dari laba perusahaan pada 2021.

"Pencapaian ini tentu berkat kerja bersama seluruh perwira Pertamina. Kinerja positif ini juga tentu tidak terlepas dari dukungan pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian ESDM," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Selama 2022, Pertamina Group telah berkontribusi terhadap penerimaan negara mencapai Rp307,2 triliun yang terdiri atas pajak, dividen, PNBP, minyak mentah dan/atau kondensat bagian negara, dan signature bonus. Jumlah setoran ke negara itu meningkat 83 persen dibandingkan pada 2021.

Baca juga: Wakomut Pertamina tinjau kesiapan stok BBM dan LPG jelang Idul Fitri

Khusus setoran pajak, Pertamina pada 2022 telah membayarkan pajak sebesar Rp219,06 triliun, meningkat 88 persen dibandingkan pada 2021.

Pertamina juga mengklaim berhasil meningkatkan kinerja operasional pada 2022 di semua subholding. Produksi minyak dan gas mencapai 967 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) atau tumbuh 8 persen dari pencapaian 2021, produksi kilang mencapai 313,9 juta BBL atau tumbuh 6 persen.

Kemudian, realisasi penjualan produk BBM dan non-BBM mencapai 97,86 juta KL atau tumbuh 5 persen, efektivitas pengangkutan muatan kapal Pertamina mencapai 89 persen atau tumbuh 3 persen, produksi listrik dari geothermal dan new renewable energy lainnya mencapai 4.659 GWh, pemasangan jaringan gas rumah tangga mencapai 254.063 sambungan rumah tangga atau tumbuh 4,76 persen.

Atas pencapaian selama 2022, Pertamina mengapresiasi dukungan pemerintah melalui Kementerian Keuangan yang telah melakukan perubahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 159/2022 tentang tata cara penyediaan, pencairan, dan pertanggungjawaban dana kompensasi.

Dengan perubahan PMK tersebut, pemerintah melakukan percepatan pembayaran dana kompensasi BBM sebesar Rp319,81 triliun (termasuk pajak) yang terdiri atas piutang 2019-2021 sebesar Rp83,41 triliun (termasuk pajak) dan periode sampai dengan triwulan III-2022 sebesar Rp236,40 triliun (termasuk pajak).

Baca juga: Pertamina dan JOGMEC perkuat kerja sama transisi dan keamanan energi

Pertamina menyatakan dengan pembayaran dana kompensasi tersebut berdampak kepada perbaikan arus kas operasi sehingga rasio-rasio keuangan dapat terjaga dengan baik pada kinerja pada 2022.

Selain itu, selama 2022, Pertamina juga berhasil mengendalikan penyaluran jenis BBM tertentu (JBT) Solar dan jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite sehingga realisasi penyaluran berada di bawah kuota yang ditetapkan pemerintah. Realisasi penyaluran JBT Solar adalah 17,5 juta KL vs kuota 17,6 juta KL dan realisasi penyaluran JBKP Pertalite adalah 29,5 juta KL vs kuota 29,9 juta KL.

Pertamina juga terus berupaya agar BBM bersubsidi dikonsumsi oleh yang berhak melalui berbagai program antara lain digitalisasi SPBU, penggunaan dashboard berbasis teknologi informasi untuk mengendalikan distribusi BBM Bersubsidi di SPBU secara real time.

Selanjutnya, mendorong masyarakat mendaftar program subsidi tepat melalui website, dan kerja sama dengan aparat penegak hukum (APH) untuk meningkatkan pengawasan dan penindakan kegiatan penyalahgunaan BBM bersubsidi.

Baca juga: Pertamina siagakan 54 SPBU di Bali operasi 24 jam libur Lebaran

Dalam hal efisiensi, Pertamina telah melaksanakan program efisiensi di seluruh Pertamina Group yang berkontribusi pada penghematan sebesar 838,4 juta dolar AS.

Program-program tersebut, di antaranya program penghematan biaya transportasi & handling minyak mentah di subholding upstream, optimasi biaya pengadaan minyak mentah dan ekspor produk di subholding refining & petrochemicals, efisiensi pengadaan impor BBM di subholding commercial & trading, optimasi biaya sewa kapal di subholding integrated marine logistics, dan sentralisasi serta penghematan pengadaan barang dan jasa di holding Pertamina dan subholding PNRE serta liability management di subholding gas.

Pertamina terus mengajak masyarakat untuk mengonsumsi BBM secara bijak dan mulai mengonsumsi BBM yang ramah lingkungan sebagai bentuk dukungan masyarakat untuk mengurangi emisi karbon dan melestarikan bumi. Pertamina juga menyadari bahwa tantangan pada 2023 tidak lebih mudah dibandingkan 2022.

"Oleh karena itu, Pertamina tetap akan menjaga dan meningkatkan kinerja serta memohon dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Pertamina akan terus berkomitmen memenuhi kebutuhan energi serta menjaga ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional," kata Nicke.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023