Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury memastikan pupuk subsidi dan non subsidi tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat usai berkunjung ke Gudang Lini I PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) di Palembang, Sumatera Selatan.
“Kami dari Kementerian BUMN bersama Pupuk Indonesia datang ke Pusri untuk bisa lihat kesiapan dan ketersediaan pupuk yang ada di Pusri," kata Wamen Pahala dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan sesuai dengan dari Bapak Presiden dan Menteri BUMN Bapak Erick Thohir bahwa kita harus memastikan pupuk baik subsidi dan non subsidi itu harus betul-betul disiapkan.
Tercatat sebanyak 4.000 ton urea bag, 32.000 ton urea curah dan 2.500 ton NPK bag terdapat di area pabrik anak Perusahaan Pupuk Indonesia tersebut.
“Kita lihat ini upaya kita memastikan bahwa pupuk subsidi dan non subsidi tersedia untuk masyarakat,” ucapnya.
Selain menjamin ketersediaan pupuk subsidi dan non subsidi, Pupuk Indonesia Grup juga telah mengimplementasikan sistem digital pada proses penebusan.
Salah satunya menggunakan aplikasi REKAN yang memberikan kemudahan dan memperbaiki tata kelola pupuk bersubsidi yang selama ini menjadi perhatian pemerintah.
Pupuk Indonesia juga memiliki memiliki beberapa rencana pengembangan pabrik dalam rangka menambah kapasitas produksi urea dan NPK.
Untuk pabrik urea direncanakan akan dibangun di Papua, sementara NPK rencananya akan mengkonversi SP-26 menjadi pabrik NPK dengan kapasitas sekitar 600.000 ton yang direncanakan beroperasi pada tahun 2024.
Serta pembangunan pabrik NPK di Pupuk Kujang Cikampek dan Pupuk Kaltim dengan kapasitas masing-masing sekitar 100.000 ton.
Belum lama ini juga Pupuk Indonesia menambah kapasitas NPK dengan mengoperasikan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berkapasitas 500.000 ton.
Selain itu, PIM juga mengoperasikan kembali pabrik PIM 1 dengan kapasitas 570 ribu ton urea, sekaligus melengkapi pabrik PIM-2 yang juga berkapasitas 570 ribu ton urea.
“Ketersediaan pupuk urea saat ini sudah mampu memenuhi kebutuhan nasional, sedangkan NPK masih perlu ditingkatkan lagi meskipun kapasitas produksi Pupuk Indonesia Grup telah memenuhi kebutuhan NPK subsidi,” tutur Pahala.
Adapun Pupuk Indonesia memiliki kapasitas produksi pupuk mencapai 13,9 juta ton, dengan rincian produksi urea sebesar 8,8 juta ton, NPK sebesar 3,8 juta ton, dan lainnya sekitar 1,3 juta ton.
Kapasitas produksi ini telah mendukung ketersediaan pupuk subsidi dalam negeri. Alokasi pupuk bersubsidi ditetapkan sebesar 7,8 juta ton di tahun 2023. Secara rinci, pupuk jenis urea sebesar 4,6 juta ton dan NPK sebesar 3,2 juta ton.
Pupuk Indonesia juga memiliki layanan pelanggan yang bisa diakses oleh seluruh petani dengan kontak bebas pulsa di nomor 0800 100 8001 atau WA 0811 9918 001.
Melalui layanan pelanggan, Pupuk Indonesia akan menampung keluhan terkait pupuk bersubsidi baik dari ketersediaan, harga, maupun kualitas.
Baca juga: Pupuk Indonesia dukung hilirisasi dan ekonomi hijau di Hannover Messe
Baca juga: Pupuk Indonesia ajak Jepang kembangkan amonia biru dan hijau
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023