Pertempuran di Bakhmut dan sekitarnya selama berbulan-bulan telah menjadi pusat perang di Ukraina.
"Saat ini, musuh sedang meningkatkan aktivitas artileri berat dan jumlah serangan udara, menghancurkan kota tersebut," kata Syrskyi melalui pernyataan.
Sang jenderal mengatakan Rusia yang meluncurkan invasi besar-besaran di Ukraina pada Februari tahun lalu masih berkomitmen untuk merebut Bakhmut "lewat cara apa pun".
Namun, katanya, Moskow menghadapi kerugian signifikan dalam perang di kota tersebut.
Baca juga: Pemimpin Donetsk: Pasukan Rusia kuasai pusat pemerintahan di Bakhmut
Reuters belum dapat mengonfirmasi situasi di medan perang. Sementara itu, pihak Rusia mengatakan bahwa pasukan Ukraina juga mengalami kerugian yang besar di Bakhmut.
Kota Bakhmut yang sebelum perang memiliki sekitar 70.000 penduduk telah menjadi target utama Rusia selama perang musim dingin.
Perebutan Bakhmut dapat menjadi batu loncatan bagi Rusia untuk masuk ke dua kota besar Kramatorsk dan Sloviansk di wilayah Doetsk di Ukraina timur yang sudah lama diincar oleh mereka.
Baca juga: Grup Wagner Rusia kuasai dua area di Bakhmut
Ketua kelompok paramiliter Wagner, yang mempelopori upaya Rusia untuk merebut Bakhmut, mengungkapkan bahwa pada April ini petempur mereka menguasai lebih dari 80 persen kota Bakhmut.
Ukraina membantah kabar tersebut dan mengeklaim bahwa mereka masih menguasai lebih dari 20 persen kota Bakhmut.
Militer Ukraina diperkirakan dalam beberapa bulan ke depan akan meluncurkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai Rusia tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pasukan Ukraina mundur dari Bakhmut saat Rusia lancarkan serangan baru
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023