Bank Indonesia meyakini suku bunga acuan sebesar 5,75 persen memadai untuk mengarahkan inflasi inti terkendali kisaran 2-4 persen di sisa tahun 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen dapat kembali kesasaran 2-4 persen lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah juga terus diperkuat guna mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar rupiah.
"Penurunan inflasi memang sudah terjadi lebih cepat dan bahkan lebih rendah dari yang kami perkirakan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan April di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, tekanan inflasi yang terus menurun dipengaruhi oleh dampak positif kebijakan moneter BI yang pre-emptive dan forward looking.
Serta sinergi yang erat dalam pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah (pusat dan daerah) dalam (Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Serta sinergi yang erat dalam pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah (pusat dan daerah) dalam (Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Dengan demikian, Bank Sentral akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah) dalam pengendalian inflasi.
Tekanan inflasi terus menurun dan mendukung stabilitas perekonomian. Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) secara bulanan tercatat 0,18 persen lebih rendah dari pola historis di periode awal bulan Ramadhan yakni Maret 2023, sehingga secara tahunan turun dari level bulan sebelumnya sebesar 5,47 persen menjadi 4,97 persen.
Perry menyebutkan penurunan inflasi terjadi di semua kelompok, yaitu inti, pangan bergejolak, dan harga diatur pemerintah.
Sementara, inflasi inti Maret 2023 terus melambat dari 3,09 persen menjadi 2,94 persen secara tahunan, yang dipengaruhi ekspektasi inflasi dan tekanan inflasi barang impor yang menurun serta pasokan agregat memadai dalam merespons kenaikan permintaan barang dan jasa.
"Adapun inflasi harga bergejolak turun dari 7,62 persen menjadi 5,83 persen secara tahunan," tambahnya.
BI kembali mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75 persen pada bulan ini. Keputusan tersebut dilakukan setelah terakhir kali menaikkan bunga acuan pada Januari 2023.
Baca juga: BI kembali pertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen
Baca juga: BI: Penyaluran kredit baru terindikasi meningkat pada Maret 2023
Baca juga: BI kembali pertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen
Baca juga: BI: Penyaluran kredit baru terindikasi meningkat pada Maret 2023
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023