Bambang Tri Santoso selaku Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan dalam acara yang diselenggarakan pada Sabtu (15/4) di Pondok Pesantren Al-Mansyuriah, Kabupaten Lombok Tengah, NTB itu mengatakan tugas yang dilakukan oleh Kemenkominfo, salah satunya adalah menyediakan infrastruktur internet. Dengan kehadiran internet, masyarakat bisa memanfaatkan adanya hal tersebut untuk produktif ke hal-hal positif.
"Seperti itu kira-kira yang bisa digalakkan Kemenkominfo. Sesudah infrastruktur terbangun, hal yang penting selanjutnya adalah memberikan literasi digital kepada masyarakat sehingga kita bisa memanfaatkan smartphone untuk hal-hal positif seperti berjualan online (menghasilkan uang) dan belajar mandiri secara online," kata Bambang.
Tidak hanya itu, Bambang juga menyampaikan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menangkal peredaran berita bohong. "Kita tidak hanya dituntut kreatif, tetapi juga dapat memiliki skill untuk membedakan berita asli dan berita bohong. Oleh sebab itu, penting untuk saring sebelum sharing dalam kehidupan bermedia sosial," kata Bambang.
Baca juga: LTN PBNU dorong masyarakat pintar manfaatkan teknologi
Kegiatan bertema "Ramadhan Sebagai Momentum Peningkatan Pemahaman Literasi Digital Ummat untuk Keseimbangan Dunia dan Akhirat" itu diikuti oleh 800 peserta yang merupakan nasabah Bank Wakaf Mikro (BWM).
Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 lalu menunjukkan bahwa kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3.54 dari 5.00, yaitu di kategori “sedang”.
Merespons hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah di Indonesia untuk memberikan literasi kepada masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Kegiatan sosialisasi Literasi Digital dilakukan oleh anggota Pandu Digital Wilayah NTB yaitu Lalu Muhammad Fauzan yang akrab disapa Fauzan dengan materi tentang pentingnya peran Pandu Digital dalam memberikan pendampingan terkait literasi digital bagi masyarakat yang menggunakan internet dan media sosial.
Baca juga: Kemendikbud Ristek gandeng swasta kuatkan literasi digital santri
Fauzan mengatakan bahwa, setiap orang dapat berperan menjadi Pandu Digital, hal tersebut dapat dimulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu dalam tingkat rumah tangga.
"Menjadi seorang pandu digital berarti menjadi orang yang memahami penggunaan teknologi digital dan dapat menyebarkan ilmunya kepada orang lain, seperti bagaimana menghentikan hoax, disinfomasi, dan penipuan. Kemenkominfo berharap bahwa ibu-ibu bisa meningkatkan literasi digital paling tidak kepada anggota keluarganya," kata Fauzan.
Safari Ramadhan Literasi Digital telah berlangsung sejak 8 April dan berakhir pada tanggal 15 April 2023 secara offline. Kegiatan dilaksanakan di berbagai masjid, universitas, hingga sekolah yang berada di tiga wilayah di Provinsi NTB, yaitu Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kota Mataram. Adapun jumlah target dari pelaksanaan kegiatan ini secara keseluruhan adalah sebanyak 10.972 peserta.
Kegiatan Safari Ramadan Literasi Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo. Program Indonesia Makin Cakap Digital bertujuan untuk memberikan literasi mengenai teknologi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Baca juga: Akademisi ingatkan masyarakat tak sembarang klik tautan tak dikenal
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023