• Beranda
  • Berita
  • Akselerasi Industri 4.0 dinilai mampu perkuat ekosistem manufaktur

Akselerasi Industri 4.0 dinilai mampu perkuat ekosistem manufaktur

20 April 2023 12:06 WIB
Akselerasi Industri 4.0 dinilai mampu perkuat ekosistem manufaktur
Moderator Donny Novanda bersama para pembicara Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Direktur Bisnis Digital PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Muhamad Fajrin Rasyid, Direktur PT Akebono Brake Astra Indonesia Daniel Suryananta, dan Senior Director Factory Automation Sales Asia-Pacific, Siemens AG Factory Sascha Maennl (kiri ke kanan) dalam konferensi sesi pertama di Paviliun Indonesia, Hannover Messe, di Hannover, Jerman, Selasa (18/4/2023). (ANTARA/HO Kementerian Perindustrian)

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon menyebut akselerasi Industri 4.0 akan mampu memperkuat ekosistem industri manufaktur nasional.

Ali menyebutkannya dalam forum diskusi Hannover Messe 2023 bertema Strengthening Manufacturing Ecosystem by Accelerating Industry 4.0 yang diselenggarakan di Hannover, Jerman, Selasa (18/4) waktu setempat.

Dijelaskannya peta jalan Making Indonesia 4.0 juga memberikan peluang bagi revitalisasi industri manufaktur Indonesia untuk menjadi satu dari sepuluh negara ekonomi terbesar di dunia.

"Hal ini ditempuh melalui pengembangan tujuh industri prioritas, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, kimia, farmasi, dan alat kesehatan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Ketujuh sektor prioritas ini berkontribusi sebesar 70 persen terhadap PDB industri nasional, 65 persen terhadap ekspor industri, dan 60 persen terhadap penyerapan tenaga kerja industri.

Ali mengungkapkan melalui transformasi ekonomi, Indonesia mampu menghadapi tantangan ekonomi global dengan tumbuh 5,3 persen pada 2022, tertinggi dalam dekade terakhir.

Optimisme ini juga didukung oleh implementasi kebijakan nasional salah satunya pemberlakuan Undang-Undang Cipta Kerja yang menyederhanakan prosedur regulasi kemudahan berusaha, penerapan perizinan berbasis risiko, implementasi sistem perizinan usaha dengan pendekatan berbasis risiko dengan sistem Online Single Submission dan lainnya.

Direktur Bisnis Digital PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Muhamad Fajrin Rasyid menyampaikan bahwa pada periode 2020-2030, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan bergerak sekitar 1,5 kali lipat menjadi 1,6 triliun dolar AS.

Bahkan, jika mengacu pada Indonesia Digital Economic (IDE), dapat tumbuh delapan kali lipat pada tahun 2030. Telkom pun ingin ikut berpartisipasi meraup peluang tersebut melalui ekonomi digital.

Saat ini, Telkom memiliki lebih dari 170.000 jaringan serat optik, atau lebih dari empat kali keliling bumi, lebih dari 200.000 BTS, lebih dari 30.000 tower, dan memiliki lebih dari 30 pusat data di seluruh Indonesia.

Telkom dalam menghadapi era ekonomi digital antara lain memperbaiki konvergensi seluler, mengembangkan serat infraco, membangun DC Co (perusahaan data), mengembangkan B2B Digital IT, mendirikan Service Co, dan juga mendirikan DigiCo.

"Keseluruhan program tersebut telah mendukung upaya digitalisasi bangsa khususnya dalam inkubasi IKM, aplikasi digital seperti PeduliLindungi, OSS, GovTechEdu, dan kolaborasi digital lainnya," jelasnya.

Terkait akselerasi industri 4.0 di perusahaan manufaktur, Direktur PT Akebono Brake Astra Indonesia Daniel Suryananta menyampaikan pihaknya telah melakukan empat leveling implementasi Industri 4.0.

Pada tahun 2026, implementasi Industri 4.0 ditargetkan mencapai level 4, yaitu smart manufacturing. PT Akebono Brake Astra Indonesia adalah perusahaan patungan Indonesia-Jepang yang memproduksi block-brick untuk komponen otomotif terbesar di Indonesia, khususnya kampas rem dan pedal.

Akebono sebagai satu contoh perusahaan yang telah menerapkan digitalisasi produksi dan industri 4.0 memiliki peta digitalisasi, dimulai dari penerimaan pesanan dari pelanggan, pembelian bahan dari pemasok, hingga penerbitan invoice ke pelanggan.

"Akebono telah mengkonversi semua perangkat menjadi digital dan mencadangkan pengukuran data. Hal ini menunjukkan bahwa industri Indonesia siap dalam implementasi era ekonomi digital," ujar Daniel.

Sementara itu, pelaku bisnis digital internasional, Senior Director Factory Automation Sales Asia-Pacific Siemens AG Factory Sascha Maennl menyampaikan, pada hakikatnya perusahaan telah mengimplementasikan proses revolusi industri sejak pertama kali berdiri.

Siemens menilai bahwa pengembangan transformasi digital membutuhkan fokus pada tiga aspek, yaitu manusia, proses, dan teknologi. Selain itu, Siemens kini menjalankan tiga lini bisnis, meliputi akselerasi pabrik, kerangka solusi, dan teknologi pengukuran.

"Saat ini, Siemens tengah mengembangkan teknologi mesin Printed Circuit Board (PCB) cutting dengan pengembangan algoritma berbasis artificial intelligence yang dapat dikembangkan oleh pengguna yang berasal dari skala industri," jelasnya.

 

 

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023