• Beranda
  • Berita
  • Khotib: Perbedaan Idul Fitri momentum untuk rekatkan persaudaraan

Khotib: Perbedaan Idul Fitri momentum untuk rekatkan persaudaraan

21 April 2023 09:11 WIB
Khotib: Perbedaan Idul Fitri momentum untuk rekatkan persaudaraan
Ribuan warga sejak Jumat (21/4/2022) pagi, pukul 05.30 WIB tampak antusias datang ke Lapangan Softball Lodaya, Kota Bandung, Jawa Barat, untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 Masehi, yang diadakan oleh PW Muhammadiyah Jawa Barat. (ANTARA/Ajat Sudrajat)
Khotib Shalat Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 Masehi, di Lapangan Softball, Lodaya, Kota Bandung, Dr HA Hajar Sanusi MAg menuturkan perbedaan Hari Raya Idul Fitri tahun ini menjadi momentum untuk merekatkan tali persaudaraan di antaranya sesama Muslim, bukan untuk saling memecah belah.
 
"Perbedaan Idul Fitri yang saat ini kita alami, jadikan sebagai momentum untuk saling mengkaji, saling merekatkan persaudaraan, Ukhuwah Islamiyah, bukan saling menepikan di antara kita semua," kata Dr HA Hajar Sanusi, di sela-sela khotbahnya, Jumat.

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat menyelenggarakan Shalat Idul Fitri pada tanggal 21 April 2023.
 
Pelaksanaan Shalat Idul Fitri oleh Muhammadiyah Jawa Barat dipusatkan di Lapangan Softball Jalan Lodaya Bandung.
 
Shalat Idul Fitri akan di mulai pada pukul 06.30 WIB, dengan Imam dan Khotib Dr. HA Hajar Sanusi, M.Ag.

Dia mengatakan Idul Fitri adalah hari inaugurasi (pelantikan) bagi kaum Muslim menjadi manusia suci, karena demikian halnya maka seperti telah dinyatakan sebelumnya-sejak hari ini pada pundak kita terpikul tugas berat.
 
"Yakni, merawat nilai -nilai kesucian itu sepanjang sebelas bulan ke depan," kata dia.
 
Ia menuturkan selama Bulan Suci Ramadhan, Allah yang Maha Rahman menyaksikan kaum Muslim bangun di waktu sahur; Allah ‘Azza wa Jalla mendengar istighfar mereka.
 
Amalan tersebut tentu saja sangat layak kita lestarikan, sebab, alangkah malangnya bila pasca Idul Fitri, Allah “Azza wa Jalla justru melihat manusia tidur lelap laksana bangkai tidak bergerak.
 
"Bahkan mungkin saking nyenyaknya tidur, shalat subuh pun kita lakukan tidak tepat pada waktunya. Selama bulan Ramadhan bibir kita basah karena zikir dan bergetar karena berdoa, serta melantunkan ayat-ayat suci Al Quran. Betapa celakanya kalau sejak hari kemenangan ini kita gunakan bibir yang sama, untuk menggunjing orang, memfitnah sesama," kata dia.
 
Selama Bulan Suci Ramadhan, kata dia, seluruh umat Muslim menahan lapar dan dahaga dj siang harinya dari makanan dan minuman halal.
 
"Sungguh celaka kalau kemudian perut ini, lalu kita penuhi dengan makanan dan minuman haram, baik haram karena zatnya, maupun haram dalam cara meraihnya," kata dia.
 
Oleh sebab itu, dengan semangat Ramadhan, ia mengajak Muslim membulatkan tekad untuk berjihad menghadapi segala tantangan dan rintangan, yang mungkin dapat menjebak kita lagi dalam lumpur dosa dan kemaksiatan.
 
"Idul Fitri, sekali lagi saya nyatakan-adalah hari pelantikan Muslim karena lulus dari pelbagai ujian selama Bulan Ramadhan. Namun demikian mesti disadari bahwa ujian tersebut bukan yang terakhir," kata dia.
 
"Sebab masih terdapat ujian-ujian lain yang tengah menanti kita. Terang saja, ujian tersebut dalam bentuk dan rona yang berbeda, walaupun substansinya sama. Yakni, memelihara kesucian," lanjut dia.
 
 
 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023