Walaupun sosoknya telah tiada, semangat yang dimilikinya berhasil menghidupkan dan menginspirasi munculnya ‘Kartini di Masa Kini’.
Dua di antaranya adalah Sabrina Soewatdy dan Sarah Soewatdy yang membuktikan bahwa wanita Indonesia bisa berprestasi dan berkontribusi nyata untuk negeri.
Keduanya merupakan kakak beradik yang menggagas berdirinya sebuah perusahaan rintisan (startup) di bidang tech property dengan nama Rukita.
Berawal dari cita-cita ingin berkontribusi bagi masyarakat Indonesia, kini baik Sabrina dan Sarah bisa menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia lainnya untuk berani bermimpi menjadi pemimpin.
Semuanya berawal dari Sabrina yang setelah 12 tahun bekerja di bidang arsitektur dan pembangunan real-estate di luar negeri, ia terpanggil kembali ke Tanah Air dan membawa solusi bagi bangsa.
Bersama saudaranya, Sarah Soewatdy keduanya menggali dan melakukan pendalaman masalah terkait properti yang dialami masyarakat khususnya generasi muda di masa kini.
Saat berkeliling di Ibu Kota Jakarta, keduanya menemukan fakta bahwa masyarakat saat ini mengalami tantangan keterbatasan hunian yang berkualitas.
Hal itu mencakup ketersediaan hunian yang terbatas, tingginya harga properti, serta perjalanan ke kantor di kota-kota besar di Indonesia yang tidak efisien secara biaya dan waktu.
Dalam penelitiannya tersebut Sabrina menemukan bahwa sewa apartemen di Indonesia membutuhkan pembayaran di muka sebesar enam bulan hingga 1 tahun. Kondisi itu tergolong mahal bagi 80 persen masyarakat Indonesia yang hidupnya bergantung dari pendapatan bulanan.
Belum lagi, mereka yang memilih hunian di pinggiran kota, harus bergelut dengan masalah transportasi, yang 41 persen dari mereka harus menghabiskan waktu 60-180 menit untuk satu kali perjalanan menuju Jakarta.
“Apakah ini semua masalah yang akan terus kita hadapi di masa depan? Movement seperti apa yang bisa menjawab kebutuhan hunian yang nyaman bagi kaum milenial di masa depan? ” ujar Sabrina membayangkan permasalahan tersebut.
Menjawab permasalahan tersebut Sabrina dan Sarah akhirnya menghadirkan Rukita sebagai solusi properti berbasis teknologi dengan menjadi perantara menyediakan hunian sewa jangka panjang berkualitas dengan solusi pelayanan menyeluruh bagi masyarakat Indonesia.
Platform itu pun perlahan bertumbuh mendalami semangat yang sama dengan tagline layanannya "Home That Grow With You", hingga 2023 kini layanan Rukita telah tersebar di 265 lokasi dengan mengoperasikan sebanyak lebih dari 1 juta kamar di 44.000 properti.
Menariknya mereka telah melayani lebih dari 2,5 juta malam dengan tingkat okupansi properti mencapai 85 persen.
Kepemimpinan wanita di tengah dominasi pria
Kepemimpinan wanita seiring berjalan-nya waktu terus membaik di Indonesia, terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 yang mengungkap proporsi perempuan di posisi kepemimpinan setara manajer di seluruh Indonesia sebesar 32,26 persen. Angka tersebut naik signifikan dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya yang hanya sebesar 26,56 persen.
Sementara itu, di kota besar seperti Jakarta BPS mencatat proporsi kepemimpinan perempuan setara manajer sudah mencapai 37,21 persen, meningkat signifikan dari proporsi di tahun sebelumnya di 2021 yakni 33,15 persen.
Terlihat dari data-data tersebut bahwa kini Indonesia semakin inklusif untuk para wanita mengisi posisi pemimpin.
Membahas khusus industri teknologi, tak dipungkiri rata-rata posisi pemimpin diisi oleh sosok pria dan bahkan mendominasi industri tersebut.
Hal itu karena sebelum transformasi digital memang lebih banyak pria yang mempelajari dan mendalami jurusan teknik.
Namun di era percepatan transformasi digital dalam beberapa tahun terakhir, peran wanita di industri teknologi ikut berkembang secara positif.
Beberapa di antaranya bahkan mengisi posisi-posisi strategis seperti direktur hingga direktur utama (Chief Executive Officer/CEO).
Sabrina menjadi salah satu pemimpin di industri teknologi yang menjabat sebagai CEO dan juga Co-Founder Rukita.
Ia memegang peran penuh untuk menciptakan strategi pengembangan bisnis perusahaannya yang dapat memberikan solusi hunian bagi masyarakat Indonesia.
Di tengah dominasi kaum adam di industri teknologi, ia tetap percaya diri dan kini bahkan melebarkan banyak layanan di dalam Rukita.
Rukita hadir dengan serangkaian ekosistem produk dari hulu ke hilir, mulai dari Rukita Coliving, Rukita Residence, RuPartners, hingga RuFinance.
Bahkan, perusahaannya juga berhasil mengakuisisi situs web listing properti terbesar di Indonesia yakni Infokost.id.
Sabrina menjadikan hasil pengalaman dan visinya ,bahwa integrasi desain dan fungsionalitas dapat menunjang kehidupan kaum urban, sebagai dasar bagi Rukita untuk berkembang.
Di dalam Rukita, kepemimpinan penting lainnya yang dipegang perempuan ialah posisi COO (Chief Operational Officer) oleh Sarah Soewatdy.
Ia menjadi sosok perempuan yang bertanggung jawab menjadi "pengawas" untuk seluruh kegiatan operasional perusahaannya.
Tidak hanya menciptakan layanan yang baik bagi pelanggan, Sarah menyiapkan Rukita menjadi tempat bertumbuh yang setara bagi para pegawainya.
Sarah mengatakan kondisi industri teknologi saat ini sudah semakin berubah ke arah yang lebih baik, dengan menghadirkan banyak kegiatan yang mendukung pemberdayaan perempuan.
Termasuk di Rukita, Sarah menyebutkan perusahaan teknologinya tersebut mendukung perempuan agar lebih berdaya dengan komposisi karyawan di Rukita nyaris seimbang antara kedua gender, yaitu 41 persen perempuan dan 59 persen laki-laki.
Bahkan untuk posisi level manajer di Rukita justru didominasi perempuan yaitu sebanyak 51 persen.
"Di Rukita hampir setara antara pegawai perempuan dan laki-laki, bahkan di tech team dan project manager juga banyak perempuan, kami melihat skill, karakter, dan kapabilitas. Justru kitalah yang harus bersama menghilangkan stereotipe dan klise yang ada,” ungkap Sarah.
Kepemimpinan kedua wanita tersebut juga memberi kontribusi untuk Rukita bisa berprestasi, terbukti di 2022 lalu Rukita menyabet predikat "Best Proptech Startup - Indonesia" di ajang Global Brands Magazine Award edisi ke-10.
Dari kisah Sabrina dan Sarah dalam memimpin Rukita, kita dapat belajar bahwa perempuan dapat berdaya dalam kondisi apapun.
Tak ter-distraksi atau gentar meski berada di bidang teknologi dengan dominasi kaum adam sekalipun.
Sarah bahkan berpesan agar perempuan harus berani bergerak untuk bisa berdaya dan menjadi Kartini di masa kini.
"Jangan menyerah hanya karena orang lain mengatakan kamu tidak mampu, jangan sampai pemikiran sendirilah yang melemahkan dan menghambat kamu melakukan sesuatu," ungkapnya.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023