Kepala Resort Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Kembang Rian Prakoso Wijaya mengatakan wisatawan Pulau Kembang atau sering disebut Pulau Monyet yang terletak di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, mengalami kenaikan hingga 800 persen saat libur Lebaran.Biasanya 100 orang itu sudah jumlah maksimal pengunjung rata-rata sehari, tapi kalau libur Lebaran seperti sekarang ini bisa meningkat hingga 800 orang
“Biasanya 100 orang itu sudah jumlah maksimal pengunjung rata-rata sehari, tapi kalau libur Lebaran seperti sekarang ini bisa meningkat hingga 800 orang," kata Rian di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Senin.
Baca juga: Kalsel tawarkan wisata religi ke negara ASEAN
Menurut Rian, hal seperti ini biasa terjadi saat libur setiap tahun nya. Peningkatan paling tinggi terjadi saat libur Lebaran dan bisa meningkat hingga ratusan persen dalam sehari.
Peningkatan itu dikatakannya tidak terjadi dalam kurun waktu bersamaan, namun secara bertahap dari pagi hingga sore hari. Wisata Pulau Kembang tersebut merupakan wisata satu paket dengan klotok (perahu susur sungai).
“Jadi untuk sampai ke pulau ini tidak bisa melalui darat, biasanya pengunjung menyewa secara rombongan perahu klotok dari Kota Banjarmasin,” katanya.
Wisata pulau monyet tersebut merupakan salah satu ikon yang diunggulkan di Kalimantan Selatan.
Populasi monyet di dalam pulau kembang ada sekitar 350 ekor, selain monyet berekor panjang juga ada 34 ekor bekantan (monyet belanda berhidung besar dan panjang).
Menurut cerita pengelola, ada cerita menarik yang menjadi daya tarik pulau kembang tersebut.
Masyarakat Banjar zaman dahulu mempercayai pulau ini adalah tempat karamnya kapal peninggalan penjajahan Belanda.
Rian mengatakan, menurut cerita para tokoh pendahulu, dulu banyak orang yang menabur bunga di pulau tersebut sehingga dinamakan Pulau Kembang.
Rian juga memaparkan, wisatawan biasanya datang tidak hanya melihat monyet, melainkan ada juga yang melakukan ziarah ke sumur tua.
Berdasarkan keyakinan masyarakat tertentu, sumur tua yang berada di pulau tersebut dianggap membawa berkah dan hingga saat ini masih diyakini memiliki nilai religi kuat yang masih melekat.
Baca juga: Festival Pasar Terapung Kalsel masuk Kharisma Event Nusantara
Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023