Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau M Edy Afrizal melalui pernyataannya di Pekanbaru, Rabu, mengatakan lahan yang terbakar di perbatasan Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis tersebut merupakan gambut yang cukup dalam sehingga proses pendinginan memerlukan waktu.
Baca juga: Tim gabungan berjibaku padamkan karhutla di Bengkalis
Meskipun karhutla di Bengkalis berhasil dipadamkan, kata Edy, satu titik karhutla di wilayah Dumai belum dapat dipadamkan seluruhnya, dan tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, dan pihak swasta terus berjibaku memadamkan kebakaran.
"Baru sekitar 60 persen yang apinya sudah padam. Sisanya belum padam tetapi sudah dapat kita kendalikan dan kita akan terus lakukan pemadaman melalui water bombing dengan helikopter pihak swasta," katanya.
Baca juga: Kebakaran hutan di perbatasan Bengkalis-Dumai capai 50 hektare
Tim Satgas Karhutla Riau di lapangan saat ini masih melakukan penyekatan agar kebakaran tidak meluas mengingat lahan gambut yang mudah terbakar serta berdekatan dengan pinggir laut sehingga kalau ada hembusan angin kencang bisa membuat api besar kembali.
"Pemprov Riau melalui Satgas Karhutla Riau juga telah melakukan kegiatan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) berkat bantuan dari Kepala BNPB dengan terlebih dahulu melihat potensi awan untuk dilakukan penyemaian, agar nantinya hujan dapat turun di sekitar lokasi karhutla," ujar Edy Afrizal.
Baca juga: Polda Riau buru pembakar lahan di perbatasan Dumai-Bengkalis
Karhutla di perbatasan Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis tersebut terjadi sejak 19 April 2023 yang sempat membuat udara sekitar tercemar.
Gubernur Riau Syamsuar bersama Kapolda Riau Irjen Pol Iqbal dan TNI juga telah turun ke lokasi untuk memantau dan ikut memadamkan karhutla tersebut.
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023