Warga Desa Adat Sidakarya, Kota Denpasar, Bali menyatakan dukungan rencana pembangunan terminal LNG (liquefied natural gas) di kawasan desa setempat yang ditandai dengan pemasangan spanduk dan baliho.selama ini pasokan listrik masih bergantung dari Pulau Jawa
"Pemasangan baliho dan spanduk ini sebagai wujud nyata dukungan kami terkait program Bapak Gubernur. Dengan dibangunnya terminal LNG ini, harapan kami Bali menjadi mandiri energi bersih," kata Bendesa Adat Sidakarya I Ketut Suka di Denpasar, Rabu.
I Ketut Suka didampingi oleh Perbekel (kepala desa) Sidakarya I Made Madrayasa menyampaikan pihaknya telah memasang sebanyak lima baliho dan 10 spanduk yang ditempatkan di beberapa titik.
Titik pemasangan baliho mulai dari kantor desa (1 baliho), di Jalan Bypass Ngurah Rai (3 baliho), hingga kawasan pantai (1 baliho).
Suka berharap dengan adanya dukungan tersebut bisa terdengar hingga ke pemerintah pusat. "Mudah-mudahan lewat tulisan ini aspirasi dan harapan kami rakyat kecil ini bisa didengar oleh para pemimpin. Selama ini pasokan listrik masih bergantung dari Pulau Jawa," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Bali ingin proyek LNG tetap jalan usai tak didukung Luhut
Baca juga: DEB beberkan teknis pemasangan pipa bawah mangrove Tahura Bali
Terkait pentingnya pembangunan terminal LNG itu, Suka menegaskan bahwa kepentingan tersebut bukan hanya untuk desa adatnya saja, melainkan untuk kepentingan Bali yang lebih luas.
"Ke depan, dari Sidakarya, Bali bisa mandiri energi. Kami belum memikirkan benefit yang kami dapat jika proyek ini jadi dibangun. Itu urusan yang masih jauh ke belakang," katanya.
Ia mengakui sebelumnya sempat terjadi penolakan terhadap pembangunan Terminal LNG di kawasan pesisir dari beberapa desa adat sekitar, salah satunya Desa Adat Intaran.
Tetapi, setelah adanya pertemuan dan harmonisasi, Desa Adat Intaran Sanur turut mendukung. "Kalau yang dipermasalahkan oleh Desa Adat Intaran itu 'kan katanya akan dibangun di kawasan mangrove. Kalau ini tidak," ujarnya.
Baca juga: Warga Intaran Bali perbanyak titik baliho tolak Terminal LNG
Terkait pentingnya pembangunan terminal LNG itu, Suka menegaskan bahwa kepentingan tersebut bukan hanya untuk desa adatnya saja, melainkan untuk kepentingan Bali yang lebih luas.
"Ke depan, dari Sidakarya, Bali bisa mandiri energi. Kami belum memikirkan benefit yang kami dapat jika proyek ini jadi dibangun. Itu urusan yang masih jauh ke belakang," katanya.
Ia mengakui sebelumnya sempat terjadi penolakan terhadap pembangunan Terminal LNG di kawasan pesisir dari beberapa desa adat sekitar, salah satunya Desa Adat Intaran.
Tetapi, setelah adanya pertemuan dan harmonisasi, Desa Adat Intaran Sanur turut mendukung. "Kalau yang dipermasalahkan oleh Desa Adat Intaran itu 'kan katanya akan dibangun di kawasan mangrove. Kalau ini tidak," ujarnya.
Baca juga: Warga Intaran Bali perbanyak titik baliho tolak Terminal LNG
Baca juga: WALHI surati Gubernur Bali buka dokumen proyek terminal LNG
Perbekel Desa Sidakarya I Made Madrayasa berharap apa yang menjadi harapan masyarakat bisa didengar dan terwujud.
"Ini adalah langkah awal. Jikalau tidak ditanggapi, kami siap kerahkan masyarakat lebih besar lagi agar pemerintah pusat bisa mendengar harapan kami. Apa yang menjadi harapan kami ini juga sudah kami salurkan ke DPRD Provinsi Bali," katanya.
Madrayasa mengatakan dukungan bukan hanya berasal dari wilayahnya saja. Melainkan dari lima Banjar Adat diantaranya Banjar Dukuh Merta Jati, Banjar Sari, Banjar Tengah, Banjar Sekar Kangin, Banjar Suwung Kangin, serta 12 dusun yang sangat mendukung adanya pembangunan Terminal LNG yang menjadi program Pemprov Bali.
"Kami sudah lakukan paruman (rapat) melibatkan seluruh komponen masyarakat. Rentetannya mulai dari tanggal 18 September 2022 hingga paruman terakhir pada 23 April 2023 lalu," katanya.
Baca juga: Warga Intaran Bali tolak lokasi Terminal LNG untuk selamatkan mangrove
Perbekel Desa Sidakarya I Made Madrayasa berharap apa yang menjadi harapan masyarakat bisa didengar dan terwujud.
"Ini adalah langkah awal. Jikalau tidak ditanggapi, kami siap kerahkan masyarakat lebih besar lagi agar pemerintah pusat bisa mendengar harapan kami. Apa yang menjadi harapan kami ini juga sudah kami salurkan ke DPRD Provinsi Bali," katanya.
Madrayasa mengatakan dukungan bukan hanya berasal dari wilayahnya saja. Melainkan dari lima Banjar Adat diantaranya Banjar Dukuh Merta Jati, Banjar Sari, Banjar Tengah, Banjar Sekar Kangin, Banjar Suwung Kangin, serta 12 dusun yang sangat mendukung adanya pembangunan Terminal LNG yang menjadi program Pemprov Bali.
"Kami sudah lakukan paruman (rapat) melibatkan seluruh komponen masyarakat. Rentetannya mulai dari tanggal 18 September 2022 hingga paruman terakhir pada 23 April 2023 lalu," katanya.
Baca juga: Warga Intaran Bali tolak lokasi Terminal LNG untuk selamatkan mangrove
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023