Awalnya, kebakaran terjadi di Desa Pelintung di pinggiran Kota Dumai hingga akhirnya meluas ke Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis. Total area yang terbakar mencapai sekitar 60 hektare.
Lokasi yang terbakar sendiri merupakan kawasan gambut dengan kedalaman sekitar 6 meter sehingga menyulitkan pemadaman. Terlebih lagi, lokasi kebakaran juga sulit dijamah kendaraan. Parahnya lagi, area itu berada di dekat pantai sehingga jika sesekali angin bertiup kencang akan memicu api kian besar sehingga ranting dan kayu kering mudah tersulut api.
Asap yang ditimbulkan dari kebakaran itu pun mulai meresahkan warga. Bahkan, Wali Kota Dumai, Paisal, sempat meminta warga untuk mengenakan masker guna mengurangi dampak buruk dari polusi asap kebakaran lahan.
Tim Satgas Karhutla Provinsi Riau yang terdiri, antara lain, TNI, Polri, BPBD, pemerintah daerah, Manggala Agni, pihak swasta, dan sejumlah unsur lainnya bersatu padu berupaya mengendalikan kobaran api agar tidak meluas. Helikopter bolak-balik melakukan pengeboman air atau water bombing akan api tidak meluas.
Hampir semua pejabat di Provinsi Riau ini turun ke lokasi kebakaran lahan karena kejadian ini mendapatkan perhatian secara nasional sehingga harus cepat ditangani.
Gubernur Riau Syamsuar, Kapolda Riau Brigjen Pol. Mohammad Iqbal, Komandan Korem 132/Wira Bima Brigjen TNI Brigjen TNI Dany Rakca Andalasawan, beserta instansi terkait bergantian meninjau lokasi guna memastikan pemadaman berjalan optimal.
Cari pembakar
Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu bencana alam, namun penyebab utamanya harus dicari. Bisa jadi karena cuaca yang terik saat ini atau ada penyebab lain, seperti adanya oknum tertentu yang membakar lahan sebagai jalan pintas untuk membuka lahan perkebunan baru.
Kepala Kepolisian Daerah Brigjen Polisi Mohammad Iqbal menegaskan pihaknya akan memburu pembakar hutan dan lahan di perbatasan Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis yang sudah terjadi lebih sepekan itu.
"Saya perintahkan Direktur Reskrimsus untuk selidiki, tindak tegas dan proses hukum (pelaku)," kata Mohammad Iqbal kepada wartawan usai meninjau dan ikut memadamkan kebakaran lahan di Kota Dumai belum lama ini.
Dalam peninjauan lokasi karhutla tersebut, Kapolda Riau turut mengajak Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dir Reskrimsus) Polda Riau Kombes Teguh Widodo guna menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Selain upaya pemadaman, Direktorat Reskrimsus Polda Riau juga telah mengambil langkah penyelidikan guna memastikan penyebab kebakaran.
"Kami masih melakukan upaya pemadaman. Terkait pelaku, kami akan tetap memburu p
pembakar lahan ini. Ditreskrimsus Polda Riau sedang bekerja mengungkap kasus ini," ujar Kapolda.
Saat ini karhutla di perbatasan Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis tersebut berangsur padam berkat kerja keras tim gabungan yang bekerja tanpa henti dengan dibantu penyiraman air oleh helikopter milik perusahaan swasta.
Asap yang muncul saat ini bukan lagi akibat kebakaran melainkan ditimbulkan dari proses penyemprotan air untuk pendinginan. Lahan yang terbakar saat ini diperkirakan kurang dari 10 persen dari total awal yang terbakar sekitar 60 hektare.
Pemerintah juga kerap mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar karena hal tersebut sangat berbahaya. Selain merusak lingkungan, juga menimbulkan dampak negatif lainnya seperti pencemaran udara dan rusaknya ekosistem.
Bahkan aparat penegak hukum juga telah mengancam akan menindak tegas para pembakar hutan yang terbukti bersalah, tidak hanya masyarakat tetapi korporasi yang mencari jalan pintas membuka lahan dengan membakar.
Shalat istisqa
Beberapa hari setelah Kapolda Riau datang meninjau lokasi karhutla, kini giliran Gubernur Riau Syamsuar turun ke lokasi untuk melakukan hal sama. Bahkan, orang nomor satu di Provinsi Riau itu turut memadamkan api menggunakan semprotan air.
Untuk memadamkan api, tidak hanya diperlukan dengan pasukan darat dan udara yang melakukan penyemprotan dan penyekatan api, tetapi juga dibutuhkan modifikasi cuaca untuk menciptakan hujan.
Petugas juga masih berharap dukungan modifikasi cuaca (TMC) dari pihak pemerintah untuk membantu upaya pemadaman ini, mengingat areal lahan yang terbakar cukup luas dan tanahnya terdiri atas lahan gambut sehingga menyulitkan upaya pemadaman dan pendinginan.
Sebelum peninjauan dan ikut melakukan pemadaman, Gubernur Syamsuar juga sempat menunaikan shalat istisqa untuk minta hujan kepada Sang Pencipta bersama masyarakat dan petugas di dekat posko terpadu kahrutla di Dumai yang berada di dekat lokasi kebakaran.
Salat istisqa adalah salat sunah muakadah dua rakaat untuk meminta turunnya hujan kepada Allah Swt.
Manusia senantiasa berupaya dan berusaha memadamkan api dengan kekuatannya, tetapi tidak boleh melupakan kekuatan yang maha dahsyat dari Tuhan yang bisa menciptakan segalanya.
Olehnya, usaha pemadaman disertai doa untuk mengetuk pintu langit agar harus tetap dilakukan dalam penanganan karhutla ini. Manusia boleh berusaha tetapi Tuhan jua lah yang menentukan.
EditoR: Achmad Zaenal M
Pewarta: Riski Maruto
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023