• Beranda
  • Berita
  • Satu lagi ditemukan korban speedboat tenggelam di Warbal

Satu lagi ditemukan korban speedboat tenggelam di Warbal

6 Januari 2013 14:53 WIB
Satu lagi ditemukan korban speedboat tenggelam di Warbal
Dokumen foto aparat polisi air Polda Maluku melakukan pencarian korban tenggelamnya speedboat. (ANTARA/Izaac Mulyawan)

"Jadi, jangan memaksakan diri berlayar sekiranya kondisi laut tidak bersabahat."

Ambon (ANTARA News) - Satu lagi korban speedboat tenggelam pada Kamis (3/1) di perairan Warbal, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, bernama James Ohoira ditemukan meninggal dunia pada Minggu, kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Kifly Wakanno.

Jenazah James ditemukan di ujung Pulau Kei Kecil, sekitar pukul 14.00 WIT, dan segera dievakuasi ke Rumah Sakit Umum (RSU) Karel Satsuitubun, seperti jenazah Merlin Tabalubun yang lebih dulu ditemukan, ujarnya di Ambon, Minggu.

Dengan demikian, ia mengemukakan, ada delapan penumpang speedboat tenggelam yang meninggal. Enam orang korban lainnya adalah Rudi Katabal, Sisilya Lefmanut, Rengli Lefmanut, Ujang Tabalubun, Masbait Toatubun dan Gete Toatubun.

Selain itu, ia menyatakan, sejauh ini ada tiga penumpang yang selamat, yakni Sugeng Katabal, Kores Lefmanut dan Bilmas Lefmanut.

Dia mengimbau masyarakat, agar mematuhi peringatan dini kondisi cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan diteruskan ke kepala daerah untuk diumukan ke publik.

"Perhatikan kondisi armada maupun laut sebelum berangkat, agar tidak mengalami musibah yang tidak bisa diprakiraan," ujar Kifly.

Ia mengimbau, administratur pelabuhan (adpel) maupun petugas pelabuhan bila perlu bisa menangguhkan dan melarang kapal berangkat mengarungi lautan saat mengetaui cuaca tidak memungkinkan.

Pertimbangannya, menurut dia, Maluku dengan karakteristik daerah kepulauan dengan 1.340 pulau dan 92,4 persen dari wilayah Maluku seluas 712.479,65 kilometer persegi adalah laut yang sering terjadi musibah.

"Jadi, jangan memaksakan diri berlayar sekiranya kondisi laut tidak bersabahat, termasuk memperhatikan kelayakan armada yang hendak mengangkut penumpang ke daerah tujuan," demikian Kifly.
(T.L005/N001)


Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013