• Beranda
  • Berita
  • Laut mengganas picu kenaikan harga 100 persen ikan

Laut mengganas picu kenaikan harga 100 persen ikan

7 Januari 2013 11:07 WIB
Laut mengganas picu kenaikan harga 100 persen ikan
Nelayan menarik pukat dari darat usai dilabuhkan di perairan pantai Desa Alue Naga, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Rabu (3/1). Pukat darat atau pukat pantai, merupakan alat tangkap tradisional nelayan Aceh yang hingga kini masih bertahan dan dioperasikan saat kondisi perairan tenang. (FOTO ANTARA/Ampelsa)

... nelayan tradisional tidak melaut karena bakat (ombak) di tengah laut besar... "

Banda Aceh, Aceh (ANTARA News) - Harga ikan basah di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, dua hari terakhir naik 100 persen, karena permintaan tinggi sementara pasokan terbatas. Satu pemicu pokok adalah cuaca buruk yang menyebabkan gelombang laut tinggi sehingga nelayan tidak berani melaut.

Imran Yani, pedagang ikan di Meulaboh Senin mengatakan, "Selain harga ikan basah melambung, para pedagangpun kesulitan mendapatkan pasokan ikan karena para nelayan di wilayah itu tidak berani melaut.
Kami nelayan tradisional tidak melaut karena bakat (ombak) di tengah laut besar."

Ia merincikan, ikan tuna sedang berkisar 7,5 ons dari harga Rp20.000 naik menjadi Rp40.000/ekor, ikan tongkol dari harga Rp25.000/kg naik menjadi Rp50.000-Rp55.000/Kg, dan kembung dari Rp22.000 menjadi Rp40.000/Kg.

Sementara pembelian borongan jenis ikan kembung seharga Rp400.000 per tong (14 kilogram) naik menjadi Rp600.000/tong, dengan klasifikasi pedagang harus menjual rata-rata di atas Rp35.000 tumpuk, demikian juga harga udang dari Rp45.000 bisa tembus Rp75.000/Kg.

"Biasanya juga ada nelayan dari wilayah lain datang membawa ikan. Jangankan mereka, kami saja takut melaut," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Pedagang Ikan Aceh Barat ,Husni, menambahkan, pasokan ikan ke pusat pasar tradisional tersebut langka karena separuh nelayan tidak melaut akibat gelombang di perairan laut lepas meninggi.

"Ikan basah semenjak tahun baru 2013 sudah mulai langka, meskipun ada akan tetapi harganya sangat mahal dan pedagang juga tidak banyak yang berjualan karena modal terbatas," katanya.

(KR-IRW/H011)


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013