• Beranda
  • Berita
  • IHSG ditutup melemah jelang rilis suku bunga acuan The Fed

IHSG ditutup melemah jelang rilis suku bunga acuan The Fed

3 Mei 2023 16:29 WIB
IHSG ditutup melemah jelang rilis suku bunga acuan The Fed
Pekerja membersihkan lantai di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup melemah menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed untuk menentukan kebijakan suku bunga acuannya.

IHSG ditutup melemah 50,58 poin atau 0,74 persen ke posisi 6.812,72. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,96 poin atau 0,83 persen ke posisi 947,64.

"Pergerakan IHSG dan bursa regional Asia terseret di zona melemah, yang tampaknya di tekanan jual yang dipengaruhi jelang rilis suku bunga acuan The Fed. Tentunya membuat pelaku pasar atau investor cenderung wait and see menanti keputusan hasil FOMC The Fed," tulis Tim RIset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

The Federal Reserve (The Fed) akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pada Kamis (04/03) dini hari nanti waktu Indonesia.

Berdasarkan CME Fed Watch Group yang memberikan probabilitas sebesar 86,7 persen, bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, sementara yang suku bunganya tetap dengan probabilitas 13,3 persen.

Sementara itu, sikap pelaku pasar atau investor tersebut seiring kondisi ekonomi AS dibayangi krisis perbankan setelah kejatuhan beberapa bank yang menyebabkan sistem keuangan terganggu.

Selain itu, pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengingatkan tentang risiko gagal bayar utang, sehingga pasar mempunyai pandangan akan kekhawatiran apabila bank sentral masih menggunakan tool moneter yang agresif dalam melawan inflasi.

Hal tersebut berpotensi akan memberikan tekanan pada pemulihan ekonomi AS, seiring sikap pasar yang memprediksi The Fed memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuannya.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat di mana sektor barang konsumen primer paling tinggi yaitu 1,17 persen, diikuti sektor properti dan sektor barang konsumen non primer yang masing-masing turun 0,46 persen dan 0,27 persen.

Sedangkan, delapan sektor terkoreksi dipimpin oleh sektor energi yang turun paling dalam yaitu minus 1,45 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor transportasi & logistik yang masing-masing turun minus 1,33 persen dan 1,16 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SAGE, PIPA, HAJJ, KAYU, dan PACK. Sedangkan, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni ISAP, TRJA, PTBA, UNTR, dan ELIT.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.315.079 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,12 miliar lembar saham senilai Rp10,34 triliun. Sebanyak 206 saham naik, 337 saham menurun, dan 190 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Hang Seng melemah 234,65 poin atau 1,18 persen ke 19.699,16, dan indeks Strait Times melemah 23,83 poin atau 0,73 persen ke 3.258,16.

Sementara itu, indeks Nikkei (Jepang) dan indeks Shanghai (China) libur memperingati hari libur nasional masing- masing negara tersebut.

Baca juga: Rupiah menguat seiring pasar tunggu kebijakan suku bunga AS
Baca juga: Wall St jatuh terseret bank regional, investor tunggu keputusan Fed
Baca juga: Malaysia secara mengejutkan naikkan suku bunga acuan jadi 3,0 persen

 

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023