Tapin bersiaga hadapi potensi karhutla

5 Mei 2023 00:36 WIB
Tapin bersiaga hadapi potensi karhutla
Ilustrasi - Asap membubung tinggi dari lahan yang terbakar di Desa Ujung Batu, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Minggu (1/8/2021). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini musim kemarau yang dapat meningkatkan potensi terjadinya Karhutla, dimana berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama periode 1 Januari hingga 30 Juni 2021 luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 876 hektare. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa

Kita laksanakan kesiapsiagaan atas dampak kemarau panjang ini, baik hutan, semak ataupun pemukiman

Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, bersiaga menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dampak dari El Nino.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin Sufiansyah di Rantau, Kamis, mengatakan, pihaknya tengah menyusun langkah mitigasi agar bencana yang menimbulkan kabut asap tersebut tak terjadi.

"Mitigasi bencana kebakaran di semua sektor dan lembaga terkait," ujar Sufiansyah.

Tindakan ini, kata Sufiansyah, melibatkan beberapa pihak terkait dari swasta, perguruan tinggi hingga organisasi kepemudaan.

Baca juga: Pemkab Tapin hijaukan kembali area konservasi bekantan
Baca juga: Pemkab Tapin Kalsel siapkan langkah antisipasi hadapi El Nino


Akhir Mei 2023, Sufiansyah menuturkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapin bakal mendorong agar didirikan pos pencegahan karhutla.

"Kita laksanakan kesiapsiagaan atas dampak kemarau panjang ini, baik hutan, semak ataupun pemukiman," kata Sufiansyah.

Berdasarkan data tahun sebelumnya, dari 12 kecamatan ada beberapa kecamatan yang rawan karhutla, yakni Bakarangan, Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan, Tapin Selatan dan Tapin Tengah.

"Untuk pemberian alat pemadam kebakaran dari pemerintah daerah untuk desa dan kecamatan yang berisiko tinggi dan sedang akan bencana kebakaran lahan dilakukan pada akhir Mei atau awal Juni," tutur Sufiansyah.

Sebelumnya, BMKG memprediksikan El Nino berpotensi terjadi sekitar 50-60 persen dimulai sekitar Juni atau Juli 2023 yang berdampak terjadinya musim kemarau lebih kering daripada siklus sebelumnya.
 

Pewarta: Imam Hanafi/Fauzifadilah
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023