Markas Besar PBB, New York (ANTARA News) - Perempuan diplomat pertama dari Bahrain, Haya Rashed Al Khalifa, secara resmi pada Kamis (8/6) bakal dipilih sebagai Pemimpin Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB).
Haya, pelopor hak asasi perempuan di pengadilan agama Islam dan salah seorang dari dua perempuan praktisi hukum di Bahrain, memulai karirnya pada 1975, dan akan menggantikan posisi Jan Eliasson (Menteri Luar negeri Swedia) di MU PBB.
Pimpinan Majelis bagi 191 negara anggota PBB tersebut dijabat secara bergilir berdasarkan wilayah, dan para calon diajukan oleh blok regional di PBB.
Haya karirnya di bidang hukum berkibar selama lebih dari tiga dasawarsa, antara lain selaku pemusatan diplomasi, perwasitan internasional dan penyelesaian sengketa, serta status perempuan di Timur Tengah dan pengadilan Syari`ah.
Ia telah menjadi penganjur penafsiran logis ayat-ayat Al-Qur`an saat berhubungan dengan perempuan di pengadilan keluarga, dan bukan pada penafsiran sejarah yang bisa merugikan status perempuan di pengadilan semacam itu.
Selain itu, Haya juga memimpin firma hukumnya sekaligus menjadi penasehat hukum bagi Pengadilan Kerajaan Bahrain. Dari 2000 sampai 2004, ia bertugas sebagai duta besar Bahrain untuk Prancis, serta duta besar tak menetap untuk Belgia, Swiss dan Spanyol. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006