Kita mengumpulkan seluruh stakeholder gula nasional di Malang untuk duduk bersama membahas sejumlah agenda penting, salah satunya terkait review Harga Acuan Pembelian dan Penjualan (HAP) gula konsumsi
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melakukan review (peninjauan) harga acuan dan bahas strategi penguatan industri gula bersama stakeholder pergulaan nasional.
“Kita mengumpulkan seluruh stakeholder gula nasional di Malang untuk duduk bersama membahas sejumlah agenda penting, salah satunya terkait review Harga Acuan Pembelian dan Penjualan (HAP) gula konsumsi,” kata Kepala NFA Arief dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Arief menuturkan review HAP bertujuan untuk menjaga keseimbangan harga gula di tingkat hulu (produsen) hingga hilir (konsumen) sesuai dengan harga keekonomian saat ini, sehingga diharapkan melalui penyesuaian yang dilakukan produsen dan pedagang bisa mendapatkan keuntungan yang wajar. Di sisi lain konsumen juga bisa membeli gula dengan harga yang wajar.
Saat ini NFA sudah memiliki instrumen regulasi tentang HAP gula konsumsi yang tertuang dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2022. Dalam Perbadan tersebut ditetapkan HAP gula konsumsi di tingkat produsen Rp 11.500 per kg, dan di tingkat konsumen Rp 13.500 per kg untuk ritel modern serta Rp 14.500 per kg di Indonesia Timur.
“Ini yang sedang kita review," sebutnya.
Selain melakukan review HAP, NFA bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan stakeholder gula lainnya sedang melakukan review terhadap Biaya Pokok Produksi (BPP) gula.
Penyesuaian yang tengah dibahas itu mempertimbangkan dan menghitung besaran struktur ongkos gula petani yang dihitung dan diusulkan oleh Kementerian/Lembaga terkait, asosiasi, dan pelaku usaha. Selain mempertimbangkan aspek harga keekonomian dan keuntungan yang wajar, rencana penyesuaian juga mempertimbangkan pengaruh terhadap inflasi, serta daya dukung dan keberlanjutan industri gula ke depan.
“Karena yang terpenting itu, industrinya harus terus kita jaga dan bangun. Untuk itu, agar dapat menghasilkan keputusan yang tepat dalam pembahasannya kita libatkan semua unsur pergulaan nasional,” ujar Arief.
Arief berharap, melalui pembahasan yang komprehensif dan presisi ke depannya akan dihasilkan besaran HAP dan BPP gula yang seimbang dan wajar, sehingga bisa meningkatkan semangat para petani dan masyarakat menanam tebu.
“Dengan harga yang wajar dan seimbang, para petani tebu akan semakin semangat menanam dan meningkatkan produktivitasnya, bahan baku tebu akan bertambah, dan iklim industri gula bisa semakin baik secara bertahap,” tuturnya.
Adapun berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang disusun NFA, kebutuhan gula konsumsi nasional saat ini sebesar 3,4 juta ton per tahun. Diperkirakan produksi gula konsumsi nasional tahun 2023 sebesar 2,7 juta ton. Untuk kondisi harga gula konsumsi, berdasarkan Panel Harga Pangan NFA, kondisi harga rata-rata nasional gula konsumsi di tingkat konsumen per 4 Mei 2023 berada di harga Rp14.616 per kg.
Baca juga: NFA perkuat pilar ketahanan pangan lewat penguatan BUMD Pangan
Baca juga: Bapanas: Pemanfaatan teknologi berpotensi dukung ketahanan pangan
Baca juga: NFA : stabilitas pangan kunci inflasi Ramadhan 2023 lebih rendah
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023