Kunjungan Kishida itu berlangsung ketika kedua negara berupaya memperbaiki hubungan di tengah peningkatan ancaman keamanan di Asia Timur.
Kishida dengan Presiden Yoon Suk Yeol diperkirakan akan sepakat untuk memperkuat hubungan keamanan antara Tokyo dan Seoul dalam menghadapi pengembangan rudal dan nuklir Korea Utara, menurut keterangan seorang pejabat pemerintah Jepang.
Hubungan Jepang-Korsel mencapai titik terendah di bawah pemerintah sayap kiri pendahulu Yoon, Moon Jae In, terkait berbagai isu masa perang termasuk sengketa kompensasi tenaga kerja.
Masalah-masalah tersebut menjadi halangan bagi kedua negara untuk melakukan negosiasi diplomatik yang mendesak.
Namun Yoon, yang menjadi presiden sejak Mei 2022, telah mengambil langkah untuk memperbaiki hubungan dengan Jepang. Dia mengusulkan solusi mengenai isu tenaga kerja pada awal Maret.
Yoon juga melakukan kunjungan ke Tokyo kemudian pada bulan yang sama untuk mengadakan pembicaraan dengan Kishida.
Kishida, yang dijadwalkan menjadi tuan rumah konferensi Kelompok Tujuh di Hiroshima akhir bulan ini, bersemangat untuk melakukan rekonsiliasi dengan Korsel, sementara Amerika Serikat --sekutu dekat mereka-- semakin waspada dengan keadaan keamanan di Asia.
Selama pembicaraan pada Maret, Kishida dan Yoon sepakat untuk melanjutkan kunjungan timbal balik antara pemimpin Jepang dengan Korsel, yang tertangguhkan sejak 2011.
Kishida kemudian memutuskan untuk melakukan kunjungan pertama ke Korsel sejak ia menjabat pada Oktober 2021.
Mengenai ketidaksepakatan mereka atas isu-isu masa perang, Tokyo dan Seoul secara efektif memastikan bahwa yayasan yang didukung pemerintah Korsel akan membayar kompensasi kepada pihak yang memenangkan gugatan atas tuduhan dugaan kerja paksa.
Dengan demikian, kewajiban untuk membayar kompensasi tersebut bukan dikenakan pada perusahaan-perusahaan Jepang yang digugat.
Namun di Korsel, usulan pemerintah itu dikritik karena solusi tersebut dianggap tidak mendatangkan permintaan maaf yang baru atau kompensasi dari Tokyo kepada para penggugat --tenaga kerja selama penjajahan Jepang pada 1910-1945 di Semenanjung Korea.
Pada Minggu, Kishida, yang dikenal sebagai sosok moderat di Partai Liberal dan cenderung mau berkompromi, kemungkinan akan menyampaikan komitmen-komitmen Tokyo kepada Yoon.
Komitmen yang dimaksud adalah bahwa Jepang akan mempertahankan dan menjaga pernyataan pemerintah sebelumnya yang menunjukkan penyesalan atas agresi Jepang di Asia, menurut pejabat tersebut.
Pada 2018, pengadilan tinggi Korsel memerintahkan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. dan Nippon Steel Corp. untuk memberikan kompensasi kepada para penggugat.
Namun, Jepang sendiri menyatakan bahwa semua masalah terkait dengan kolonisasinya di semenanjung itu telah diselesaikan dalam perjanjian bilateral yang ditandatangani pada 1965.
Kunjungan terakhir seorang PM Jepang ke Korsel terjadi pada Februari 2018, yakni ketika PM Shinzo Abe menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.
Terkait persiapan konferensi G-7, Kishida dan Yoon juga diperkirakan akan bertukar pandangan pada Minggu mengenai kerja sama bilateral ekonomi.
Pembicaraan juga diperkirakan akan menyentuh rencana Jepang membuang olahan air radioaktif ke laut dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh.
Kishida telah mengundang Yoon pada KTT G-7 sebagai tamu, sementara ketakutan meningkat mengenai berkembangnya kekuatan militer China di wilayah Asia Pasifik.
Pada akhir April, Yoon mengadakan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Joe Biden.
Sumber: Kyodo-OANA
Baca juga: Menkeu Jepang dan Korsel bertemu lagi setelah absen tujuh tahun
Baca juga: AS, Jepang dan Korsel akan latihan pertahanan lawan ancaman Korut
Presiden baru Korsel akan buka pintu dialog dengan Korea Utara
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023