Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memimpin sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29 (The 29th ASEAN Socio-Cultural Community/ASCC) di Nusa Dua, Provinsi Bali, Senin.Sebagai pilar rakyat, saya percaya bahwa penting untuk menerjemahkan tema ASEAN Matters dan merefleksikan relevansi ASEAN bagi rakyat
Sidang itu membahas deklarasi Pilar Sosial Budaya yang akan disahkan oleh para pemimpin negara ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 pada 9-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam kesempatan itu Menko Muhadjir memberikan arahan tentang prioritas utama Pilar Sosial Budaya ASEAN di bawah tema Keketuaan Indonesia, "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".
"Sebagai pilar rakyat, saya percaya bahwa penting untuk menerjemahkan tema ASEAN Matters dan merefleksikan relevansi ASEAN bagi rakyat. Hal ini hanya dapat dicapai dengan memastikan inklusivitas ASEAN dengan benar-benar melibatkan, menghubungkan, dan mempertahankan kehadiran ASEAN di tingkat akar rumput, karena bagaimanapun mereka adalah orang-orang yang kita layani," papar Muhadjir Effendy.
Dalam mendukung tema Keketuaan Indonesia, ia menambahkan Pilar Sosial Budaya ASEAN mengajukan empat dokumen komitmen bersama ASEAN yakni isu One Health, jejaring desa ASEAN, pelindungan pekerja migran dalam situasi krisis, dan pekerja migran khususnya nelayan migran sebagai upaya memajukan ASEAN yang inklusif dan tetap relevan dengan perkembangan isu global.
Baca juga: Menko PMK: Indonesia buka pintu kolaborasi demi kesejahteraan ASEAN
Dalam sidang Dewan Menteri ASCC itu, Menko Muhadjir juga menyoroti beberapa prioritas penting yakni memperkuat perlindungan pekerja migran, mempercepat pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan untuk meningkatkan keterampilan masa depan generasi muda ASEAN.
Kemudian mempercepat pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan melalui jejaring antar desa ASEAN, memperkuat upaya regional untuk mempromosikan pembangunan yang inklusif disabilitas di wilayahnya, memperkuat arsitektur kesehatan ASEAN, serta meningkatkan peran dan partisipasi penyandang disabilitas.
"Saya berharap dapat bekerja sama dengan anda untuk mendukung Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023," tutur Menko Muhadjir.
Ia meyakini sidang ini menjadi awal yang baik bagi Pilar Sosial Budaya untuk mencapai ASEAN yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif seperti yang dicita-citakan.
Sidang ASCC ke-29 itu dihadiri oleh Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN, diantaranya Menteri Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Sekretaris Jenderal ASEAN, serta pejabat perwakilan Menteri Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
Sidang juga menyambut baik keterlibatan Wakil Menteri Solidaritas Sosial dan Inklusi Timor Leste Signi Chandrawati Verdial sebagai observer, dan menegaskan kembali untuk bergabung dengan ASEAN.
Baca juga: Pemerintah RI optimistis ASCC bakal perkuat posisi ASEAN
Baca juga: Menko PMK kemukakan lima isu diusung pada pilar sosial budaya ASEAN
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023