• Beranda
  • Berita
  • BI sebut belum ada rencana naikkan suku bunga acuan untuk 2023

BI sebut belum ada rencana naikkan suku bunga acuan untuk 2023

8 Mei 2023 21:24 WIB
BI sebut belum ada rencana naikkan suku bunga acuan untuk 2023
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua dari kiri), Gubernur Bank Indoenesia (BI) Perry Warjiyo (kedua dari kanan), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023). (ANTARA/Imamatul Silfia)

Dengan memadai itu, kami belum ada rencana untuk menaikkan kembali, sebagaimana cerminan dari Februari, Maret, April kami tidak menaikkan suku bunga

ubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan BI belum memiliki rencana untuk kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen untuk tahun ini mengingat sudah memadai.

“Kami masih tetap sama, 5,75 persen itu telah memadai sejak Januari 2023. Dengan memadai itu, kami belum ada rencana untuk menaikkan kembali, sebagaimana cerminan dari Februari, Maret, April kami tidak menaikkan suku bunga,” kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin.

Baca juga: Ekonom perkirakan BI tahan suku bunga 5,75 persen sepanjang 2023

Perry menjelaskan keputusan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) menaikkan Fed Fund Rate (FFR) atau suku bunga acuannya menjadi 5,25 persen masih sesuai dengan prediksi BI.

BI akan terus memantau pengetatan yang dilakukan oleh The Fed untuk mengendalikan inflasi di AS. Meski begitu, Perry mengatakan, BI tidak memiliki rencana menaikkan suku bunga acuan di dalam negeri.

Keputusan tersebut, lanjut Perry, tetap konsisten dengan stance kebijakan moneter pre-emptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.

BI juga meyakini BI7DRR sebesar 5,75 persen memadai untuk mengarahkan inflasi inti terkendali dalam kisaran 3,0±1 persen hingga akhir 2023.

Selain itu, BI7DRR 5,75 persen juga diyakini mampu membuat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke sasaran 3,0±1 persen lebih awal dari prakiraan sebelumnya.

Operasi moneter juga terus diperkuat untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter. Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah juga terus diperkuat guna mengendalikan inflasi, terutama inflasi barang impor (imported inflation).

Kebijakan tersebut juga diarahkan untuk memitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar rupiah, termasuk pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai dengan mekanisme pasar.

Baca juga: IHSG melemah seiring kenaikan suku bunga acuan The Fed

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023