Medan (ANTARA News) - Kekerasan seksual terhadap anak akan berdampak pada masalah kesehatan dikemudian hari, trauma yang berkepanjangan hingga dewasa....sulit dihilangkan kalau tidak secepatnya ditangani oleh ahlinya."
"Trauma akibat kekerasan seksual pada anak ini, akan sulit dihilangkan kalau tidak secepatnya ditangani oleh ahlinya," kata Psikolog Irna Minauli di Medan Rabu, menanggapi banyaknya terjadi kekerasan seksual terhadap anak di beberapa daerah.
Ia mengatakan, anak yang mendapat kekerasan seksual, dampak jangka pendeknya akan mengalami mimpi-mimpi buruk, ketakutan yang berlebihan pada orang lain, dan konsentrasi menurun yang akhirnya akan berdampak pada kesehatan.
Untuk jangka panjangnya, ketika dewasa nanti ia akan mengalami phobia pada hubungan seks atau bahkan yang parahnya lagi ia akan terbiasa dengan kekerasan sebelum melakukan hubungan seksual. Bisa juga setelah menjadi dewasa. anak tesebut akan mengikuti apa yang dilakukan kepadanya semasa kecilnya.
Untuk itu solusi yang terbaik, kata Irna dari penangan medis janganlah hanya sebatas kesembuhan saja, akan tetapi juga pada psikologinya dan dilakukan secara berkala namun intensif.
"Namun yang membuat miris, sebagian besar pelaku kekerasan seksual pada anak itu masih berkeliaran bebas karena tidak adanya pengaduan. Ini tentunya sangat kita sayangkan, karena bisa jadi pelaku justru melakukan perbuatan yang sama pada anak lainnya, karena tidak ada efek jera," katanya.
Menurut Data pengaduan yang diterima Komisi Penanggulangan Anak Indonesia (KPAID) Sumut, selama tahun 2012 tercatat kekerasan seksual terhadap anak mencapai 46 kasus atau sekitar 27.4 persen dari 171 pengaduan yang diterima.
Ketua Pokja Pengaduan dan Fasilitasi Pelayanan KPAID Sumut, Muslim Harahap mengatakan tingginya angka kekerasan seksual yang dialami anak disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurang maksimalnya peran penyelenggara negara dalam memberikan perkembangan hak terhadap anak.
"Bahkan dukungan masyarakat saat ini masih katagori seremonial dan kurang adanya aksi," ujarnya.
Lemahnya koordinasi penyelenggara negara terkait pentingnya perlindungan anak, juga menjadi penyebab tingginya kekerasan seksual terhadap anak.
"Sejauh ini masih banyak pemberitaan kekerasan seksual terhadap anak di Sumatera Utara. Beberapa kasus bahkan berhenti di tengah jalan karena adanya perdamaian. Kondisi ini tentu saja tidak memberikan efek jera bagi pelaku sehingga tidak takut untuk melakukan kekerasan seksual pada anak," katanya. (ANT)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013