• Beranda
  • Berita
  • BMKG: Waspada mulai aktifnya Angin Muson Timur di wilayah NTT

BMKG: Waspada mulai aktifnya Angin Muson Timur di wilayah NTT

11 Mei 2023 17:40 WIB
BMKG: Waspada mulai aktifnya Angin Muson Timur di wilayah NTT
Ilustrasi - Rumah warga rusak akibat angin kencang di Kabupaten Flores Timur, NTT. ANTARA/HO-BPBD Kabupaten Flores Timur.

Pertumbuhan awan di NTT menurun, namun Angin Muson Timur sudah mulai aktif sehingga perlu diwaspadai potensi angin kencang yang bersifat kering

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga di Nusa Tenggara Timur (NTT) mewaspadai potensi angin kencang akibat aktifnya Angin Muson Timur selama beberapa hari ke depan.

"Pertumbuhan awan di NTT menurun, namun Angin Muson Timur sudah mulai aktif sehingga perlu diwaspadai potensi angin kencang yang bersifat kering," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini cuaca di wilayah NTT yang berlaku 11-13 Mei.

Agung mengatakan secara umum wilayah NTT telah memasuki musim kemarau dan pertumbuhan awan menurun, sehingga potensi hujan mulai berkurang. Namun potensi angin kencang berpeluang melanda NTT karena aktifnya Angin Muson Timur.

Angin Muson Timur merupakan angin yang bersifat kering yang berhembus dari Benua Australia menuju Benua Asia melalui Indonesia.

Baca juga: BMKG: Waspada cuaca ekstrem di NTT pada masa pancaroba

Agung menyebutkan sejumlah daerah di NTT yang berpeluang dilanda angin kencang yaitu sebagian wilayah Pulau Sumba, Pulau Timor, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, dan Kabupaten Manggarai Barat.

Oleh sebab itu, kata dia, warga di sejumlah wilayah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang, kerusakan atap rumah, atau pun fasilitas umum lain yang dapat mengancam keselamatan warga sekitar.

Selain itu, ia mengimbau agar warga  menghindari tindakan yang dapat memunculkan titik api di area terbuka karena dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seperti membuka atau membersihkan lahan dengan cara membakar, membuang puntung rokok pada tumpukan dedaunan atau rumput kering.

"Kondisi angin kencang yang bersifat kering akan membuat api mudah membesar dan meluas dengan cepat sehingga lebih sulit ditangani," kata Agung.

Baca juga: Angin muson timur tandai Sumsel memasuki musim kemarau
Baca juga: BMKG lakukan operasi TMC antisipasi cuaca buruk saat KTT ASEAN

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023