Manggala Agni Sulawesi Tenggara mengirim personel untuk melakukan bawah kendali operasi (BKO) antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Nusa Tenggara Timur (NTT) sehingga pelaksanaan KTT ASEAN berjalan lancar di daerah tersebut.di sana vegetasinya mayoritas daerah rawan terbakar merupakan alang-alang savana dan semak-semak
Kepala Manggala Agni Daops Sulawesi Tenggara Yanuar Fanca Kusuma melalui telepon di Kendari, Kamis mengatakan pihaknya mengirim dua orang personel yang akan bergabung dengan Tim Gabungan Satgas Pencegahan Karhutla dari Kalimantan dan Sulawesi.
"BKO KTT ASEAN di Nusa Tenggara Timur merupakan arahan dan perintah langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK," katanya.
Dia menyebut dua personel yang dikirim untuk melakukan BKO di NTT yakni Niluh Widhiawati seseorang wanita dan seorang pria bernama Ilyas. Keduanya bagian dari 30 orang lainnya yang tergabung dalam Tim Satgas Pencegahan Karhutla dari Kalimantan dan Sulawesi.
Baca juga: Greenpeace: KTT ASEAN momen tepat atasi masalah asap lintas batas
Baca juga: 99 hektare lahan di NTT terbakar selama Januari-Maret 2023
Fanca menerangkan, selama BKO di NTT personel Manggala Agni melakukan tugas pengamanan meliputi patroli, sosialisasi, dan pencegahan langsung terjadinya kebakaran hutan. Dua personel Manggala Agni Sultra dikirim sejak 5 Mei 2023 bergabung dengan Tim Satgas Pencegahan Karhutla.
"Sistem pengamanan di sana mobile. Jadi dari satu pulau ke pulau lain menemui masyarakat di daerah-daerah yang rawan, dilakukan sosialisasi untuk tidak melakukan pembakaran, kemudian stanby di Kapal Patroli Taman Nasional Komodo," ujar dia.
Dia menuturkan dalam melakukan BKO pihaknya juga menyiapkan sejumlah alat-alat yang dibawa dari Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, baik alat-alat manual maupun mekanik untuk pemadaman.
"BKO itu berjalan selama beberapa hari ke depan sampai tanggal 12 Mei 2023. Jadi sistemnya mobile dan di atas kapal perlengkapan untuk kendali karhutla sudah lengkap. Jadi mudah-mudahan berjalan lancar," tutur Fanca.
Kata dia, selama bertugas di sana personel Manggala Agni Sultra bergabung dengan tim lain tapi lebih fokus dengan Tim KLHK gabungan untuk pengamanan di sekitar daerah-daerah yang rawan karhutla baik di daratan maupun kepulauan.
"Jadi di sana vegetasinya mayoritas daerah rawan terbakar merupakan alang-alang savana dan semak-semak dan di sana adalah daerah kering sehingga perlu BKO pengamanan," ucap Fanca.
Dia berharap dengan adanya BKO dan keterlibatan pihak-pihak lainnya dalam pengamanan, KTT ASEAN dapat berjalan lancar dan bermanfaat untuk bangsa dan negara.
"Dan keselamatan dalam menjalankan tugas juga sangat penting personel yang BKO di sana, bisa kembali dengan selamat di rumah. Untuk Nilu Widhiawati sendiri satunya-satunya perempuan yang ikut di dalam bagian Tim Satgas tersebut," pungkas Fanca.
Baca juga: BMKG imbau waspadai potensi karhutla di tiga pulau di NTT
Baca juga: BMKG: Waspadai angin kencang bersifat kering landa 10 daerah di NTT
Baca juga: Lahan kering yang terbakar di Labuan Bajo seluas 25 hektare
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023