Direktur Adapundi Achmad Indrawan dalam keterangannya, Kamis, mengatakan kolaborasi bersama bank digital mencakup adanya inovasi untuk penyediaan produk dan layanan bagi konsumen.
"Sejak resmi beroperasi pada 2020, Adapundi terus berupaya untuk berperan aktif mendukung pemerintah dalam mengakselerasi inklusi keuangan nasional dengan menghadirkan berbagai inovasi," kata Achmad.
Ia pun menambahkan bahwa Adapundi pada 2023 masih akan terus memperluas kerja sama dengan beberapa bank digital maupun bank nasional untuk penyaluran dana yang lebih komprehensif, termasuk kolaborasi dengan 10 bank.
Adapundi telah mengantungi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2 Juni 2021. Startup ini menyediakan pilihan pinjaman dari Rp300 ribu hingga Rp30 juta dengan tempo pelunasan mulai dari 2 bulan hingga 12 bulan.
OJK telah mencanangkan target untuk meningkatkan indeks inklusi keuangan di Indonesia menjadi 90 persen di tahun 2024 sehingga layanan keuangan harus semakin mudah untuk didapatkan oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.
Adapundi mendukung pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan nasional melalui teknologi canggih dan solusi keuangan yang inovatif. Hal ini juga seiring sejalan dengan akselerasi pengembangan mobile-only digital bank di Indonesia.
Baca juga: Adapundi kenalkan logo baru
Hingga saat ini Adapundi telah menyalurkan lebih dari 3,4 juta layanan pinjaman yang akan terus diperluas seiring dengan langkah-langkah strategis yang akan diambil perusahaan pada 2023.
"Dengan strategi dan langkah yang sudah dicanangkan di awal tahun ini dan kerja sama yang sudah terjalin dengan bank digital, kami optimis dapat terus memperluas jangkauan pendanaan hingga ke pelosok negeri," kata Achmad.
Achmad menambahkan perusahaan konsisten untuk senantiasa menghadirkan inovasi dan terobosan berstandar global yang disesuaikan terhadap karakteristik konsumen Indonesia.
Inovasi tersebut salah satunya diwujudkan lewat penyediaan beragam produk dengan fitur sekali bayar untuk 1-12 bulan dengan limit mencapai Rp30 juta. Nasabah-nasabah tersebut berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari karyawan hingga pelaku usaha UMKM.
“Hal ini diharapkan dapat memperkuat upaya Adapaundi untuk mendorong indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia dan inklusi keuangan nasional yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami pertumbuhan," kata Achmad.
Bank Indonesia menyatakan bahwa sistem pembayaran digital telah memfasilitasi transaksi pembayaran ritel bagi masyarakat yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dan digitalisasi keuangan guna mendukung inklusi keuangan.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 dari OJK, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia naik menjadi 49,68 persen dan indeks inklusi keuangan naik menjadi 85,10 persen.
Implementasi digital banking sejalan dengan komitmen untuk memberikan dampak sosial bagi masyarakat dan meningkatkan kesehatan finansial serta inklusi keuangan secara berkelanjutan melalui solusi-solusi digitalnya.
Adapundi senantiasa mengedepankan pemberian layanan yang prima kepada pelanggan dan bernilai tambah seperti bunga rendah dan proses cepat untuk memberi kemudahan lebih bagi masyarakat dalam menikmati layanan dari Adapundi.
"Tren positif perkembangan literasi dan inklusi keuangan nasional harus dipertahankan, di mana hal tersebut salah satunya bisa dilakukan dengan semakin meningkatkan kemudahan akses layanan finansial bagi masyarakat," pungkas Achmad.
Baca juga: Transformasi digital keuangan dorong peningkatan inklusi keuangan
Baca juga: Tekfin Adapundi catatkan pertumbuhan pada 2022
Baca juga: Pemerintah bidik indeks inklusi keuangan 88 persen di 2023
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023