Bengkulu (ANTARA News) - Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, membutuhkan 113 tenaga penyuluh keluarga berencana, sebagai tambahan tenaga yang ada saat ini 17 orang.Jumlah ini masih sangat kurang, karena idealnya, dalam 3 desa setidaknya memiliki satu penyuluh, sedangkan jumlah desa di daerah itu tercatat 113 desa, jadi setidaknya kita membutuhkan 38 orang tenaga penyuluh lagi,"
Idealnya tenaga penyuluh Keluarga Berencana (KB) di daerah itu setiap desa satu orang karena masih banyak desa terpencil, kata Plt Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Lebong M Syahroni di Bengkulu, Kamis.
Akibat kekurangan tenaga penyuluh itu Kabupaten Lebong program pelaksanaan keluarga berenaca kurang berjalan dengan baik, sehingga sasaran kependudukan lamban.
Ia mengatakan, tenaga PLKB yang ada di Lebong, saat ini tercatat sebanyak 17 orang ditambah 2 orang TKK yang bertugas khusus di daerah Topos salah satu daerah terpencil.
"Jumlah ini masih sangat kurang, karena idealnya, dalam 3 desa setidaknya memiliki satu penyuluh, sedangkan jumlah desa di daerah itu tercatat 113 desa, jadi setidaknya kita membutuhkan 38 orang tenaga penyuluh lagi," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 396 orang kader KB di seluruh desa di Kabupaten Lebong. Kader-kader tersebut diberi pelatihan dan mendapat pembinaan terlebih dahulu dari pos KB di tingkat kecamatan.
Namun honor untuk kader-kader tersebut, masih sangat minim yaitu hanya Rp95 ribu per tahun untuk sampai di pos KB tingkat kecamatan, sedangkan kader-kader KB di tingkat desa hanya menerima Rp 50.000/tahun, katanya.
Pihaknya telah berupaya agar kondisi tersebut bisa ditingkatkan, dengan demikian ia sudah mengusulkan ke Pemkab Lebong untuk dianggarkan pada 2013.
"Kalaupun memang tidak bisa, setidaknya honor untuk kader KB tersebut bisa dinaikkan, supaya mereka bisa bekerja dengan baik dan pendapatannya disesuaikan dengan upah minimum setempat," ujarnya.
Ia menambahkan, keberadaan tenaga PLKB di desa sangat dibutuhkan untuk melakukan sosialisasi dan membangun pengertian kepada masyarakat pentingnya keluarga berencana (KB).
Selama ini banyak ditemui masyarakat salah pengertian mengenai KB karena mereka menduga program KB membatasi dan menghentikan kelahiran anak.
Padahal KB itu lebih untuk mengatur jarak kelahiran,demi menjaga kesehatan anak dan ibu, serta membangun keluarga yang lebih terencana. Intinya banyak positifnya. Disinilah penyuluh itu berperan di masyarakat,katanya.
(ve*Z005/M019)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013