• Beranda
  • Berita
  • IHSG diprediksi bergerak variatif seiring kekhawatiran deflasi China

IHSG diprediksi bergerak variatif seiring kekhawatiran deflasi China

12 Mei 2023 09:35 WIB
IHSG diprediksi bergerak variatif seiring kekhawatiran deflasi China
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

Deflasi China menimbulkan kekhawatiran akan adanya perlambatan ekonomi global

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat diprediksi bergerak variatif seiring kekhawatiran deflasi China yang semakin meningkat.

IHSG dibuka stagnan atau tidak bergerak dari level penutupan kemarin 6.755,94. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 6,01 poin atau 0,64 persen ke posisi 934,13.

"Deflasi China menimbulkan kekhawatiran akan adanya perlambatan ekonomi global," ucap analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Harga konsumen China naik pada kecepatan yang lebih lambat dan meleset dari ekspektasi pada April, sementara deflasi gerbang pabrik semakin dalam, data resmi menunjukkan pada Kamis, menunjukkan lebih banyak stimulus mungkin diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca COVID-19 yang tidak merata.

Indeks harga konsumen (IHK) China pada April naik 0,1 persen tahun ke tahun, tingkat terendah sejak Februari 2021, sementara indeks harga produsen (IHP) turun pada klip tercepat sejak Mei 2020, jatuh 3,6 persen secara tahun ke tahun.

Selain itu, Nafan mengungkapkan terdapat pula sentimen kekhawatiran permasalahan bank di Amerika Serikat (AS) yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini.

USA Today melaporkan sebuah studi tentang kerapuhan sistem perbankan AS menemukan bahwa 186 bank lainnya berisiko gagal bahkan jika hanya setengah dari deposan mereka yang tidak diasuransikan memutuskan untuk menarik dana mereka.

First Republic Bank menjadi bank ketiga yang ambruk, kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS setelah Washington Mutual, yang ambruk pada 2008 di tengah krisis keuangan. Adapun Silicon Valley Bank dan Signature Bank ditutup pada Maret.

Bank-bank regional gagal karena kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif untuk meredam inflasi telah mengikis nilai aset bank seperti obligasi pemerintah dan sekuritas yang didukung hipotek.

Dengan berbagai sentimen tersebut, Nafan memperkirakan IHSG hari ini bergerak bervariatif dengan dukungan di level 6.685-6.717, serta resisten di level 6.785-6.800.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 225,7 poin atau 0,77 persen ke level 29.352,4, indeks Hang Seng menguat 94,68 poin atau 0,48 persen ke 19.838,47, indeks Shanghai melemah 1,8 poin atau 0,05 persen ke 3.311,35, sementara indeks Straits Times melemah 18,46 poin atau 0,57 persen ke 3.211,09.

Baca juga: IHSG Jumat dibuka stagnan di posisi 6.755,94
Baca juga: IHSG Kamis ditutup melemah di tengah ekspektasi penahanan bunga Fed
Baca juga: IHSG berpotensi menguat terbatas usai data inflasi AS membaik

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023