Yogyakarta (ANTARA News)-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan saat ini di sepanjang Pulau Jawa sedang terjadi fenomena daerah pertemuan angin atau "Inter-tropical Convergence Zone " yang menyebabkan curah hujan tinggi.Setelah Narelle hilang , pada hari ini di sepanjang pulau Jawa ditemukan daerah pertemuan angin atau "Inter-tropical Convergence Zone (ITCZ)" yang menyebabkan curah hujan tinggi di daerah yang dilaluinya.
"Setelah Narelle hilang , pada hari ini di sepanjang pulau Jawa ditemukan daerah pertemuan angin atau "Inter-tropical Convergence Zone (ITCZ)" yang menyebabkan curah hujan tinggi di daerah yang dilaluinya," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Tony Agus Wijaya, di Yogyakarta, Kamis.
Tony menjelaskan, dalam ITCZ tersebut pola-pola angin dari arah Utara dan Selatan cenderung berkumpul yang kemudian mengakibatkan awan-awan penyebab hujan muncul di daerah yang dilaluinya. Fenomena tersebut, kata dia, diperkirakan hanya terjadi selama tiga hari berturut-turut dengan mengakibatkan curah hujan tinggi yang saat ini didukung dengan siklus periodik musim hujan yang memang puncaknya pada bulan ini.
"Kalau saat Narelle kemarin masyarakat mewaspadai angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang, sekarang akan menghadapi curah hujan tinggi yang kalau tidak diwaspadai memicu terjadinya banjir,"katanya.
Menengarai hal itu, dia menyarankan kepada masyarakat agar menghindari terjadinya genangan-gengan air di lingkungan masing-masing yang tentunya dapat mengakibatkan terjadinya banjir.
Untuk saat ini, kata dia, dampak yang paling terasa dari keberadaan fenomena daerah pertemuan angin tersebut masih di wilayah Jawa Barat dan Daerah Khusus Ibu kota (DKI) Jakarta. Meskipun daerah lain di sepanjang pulau Jawa juga berpotensi terkena dampaknya.
"Untuk Daerah Istimewa Yogyakarta serta wilayah pulau Jawa lainnya juga terasa namun dampaknya tidak seperti di DKI dan Jawa barat," katanya.
Meski tidak berupa angin kencang, namun fenomena daerah putaran angin tersebut, kata dia, juga tetap berpotensi menyebabkan gelombang laut di perairan pulau Jawa naik mencapai tiga meter.
"Daerah putaran angin ini juga mampu memicu naiknya gelombang laut hingga tiga meter,"katanya.
Untuk itu, pihaknya juga mengimbau bagi para nelayan yang hendak melaut serta wisatawan yang berkunjung ke wisata pantai khususnya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk tetap mewaspadainya.
(ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013