Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan bahwa aktivitas penanaman mangrove juga bermanfaat untuk aspek pertahanan, khususnya pertahanan pantai, mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan."Otomatis musuh apabila memasuki wilayah Indonesia, kalau mau menguasai darat pasti akan melalui pantai. Nah seandainya pantai ini ditahan dengan mangrove, ini sudah menahan masuknya musuh,"
"Otomatis musuh apabila memasuki wilayah Indonesia, kalau mau menguasai darat pasti akan melalui pantai. Nah seandainya pantai ini ditahan dengan mangrove, ini sudah menahan masuknya musuh," kata Yudo kepada awak media di Jakarta, Senin.
Panglima menyampaikan hal tersebut selepas mendampingi Presiden RI Joko Widodo memimpin langsung puncak penanaman mangrove bersama yang diinisiasi TNi di seluruh Indonesia.
Prosesi penanaman puncak dilakukan di Taman Wisata Alam Mangrove, Angke Kapuk, Jakarta Utara.
Panglima berharap penanaman mangrove oleh TNI bisa menjadi program berkelanjutan agar ke depannya, setiap garis pantai yang ada di Indonesia bisa tertutupi untuk menunjang aspek pertahanan.
"Ini kalau nanti ke depan menjadi program yang berkelanjutan, saya yakin pantai-pantai Indonesia bisa kita tutup dengan penanaman mangrove serentak dan berkelanjutan," ujar Yudo.
Yudo menambahkan bahwa inisiatif penanaman mangrove bersama sudah pernah ia programkan semasa menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Oleh karena itu, Yudo mengaku sengaja melanjutkan inisiatif tersebut dengan jabatan barunya sebagai Panglima TNI. Yudo bahkan turut menggandeng Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo bersama segenap jajaran lain demi menggalakkan penanaman mangrove serentak.
"Kalau kita serentak, sinergi dengan seluruh komponen bangsa tentu keberhasilannya lebih tinggi," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menekankan bahwa Indonesia memiliki populasi mangrove terluas di dunia dengan jumlah 3,3 juta hektare yang harus terus dirawat dan dipelihara, termasuk untuk lahan kritis agar ditanam kembali.
Presiden menyatakan hutan mangrove penting antara lain untuk mengembalikan habitat sejumlah fauna seperti kepiting, beragam ikan, biawak, monyet, aneka burung.
"Di sini ada burung elang yang sudah mulai kembali lagi. Saya kira proses menanam kembali hutan mangrove tidak hanya di sini saja tapi di seluruh tanah air harus terus terus dan terus dilakukan," kata Jokowi.
Presiden pun menyebut penanaman hutan mangrove berguna untuk melindungi pesisir Indonesia dari kemungkinan perubahan iklim sehingga air permukaan laut naik atau terjadi gelombang besar di pesisir.
Selain Presiden dan Kapolri, turut hadir langsung mengikuti puncak penanaman mangrove serentak oleh TNI di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Hadir pula Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, serta Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Julius Widjojono.
Penanaman mangrove serentak oleh TNI dilakukan di 370 titik di 37 provinsi dengan jumlah 1.100.169 bibit. TNI Angkatan Darat melakukan penanaman 572.669 bibit mangrove di 231 titik, TNI Angkatan Laut menanam 443.700 bibit mangrove di 79 titik, dan TNI Angkatan Udara menanam 83.800 bibit mangrove di 60 titik.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023