• Beranda
  • Berita
  • Mengapa singkong laku keras di Rangkasbitung saat musim hujan?

Mengapa singkong laku keras di Rangkasbitung saat musim hujan?

20 Januari 2013 13:40 WIB
Mengapa  singkong  laku keras di Rangkasbitung saat musim hujan?
Petani memanen singkong (ANTARA/Iggoy el Fitra)

Kemungkinan mereka warga yang membeli komoditas singkong sebagai pengganti alternatif makanan pokok."

Lebak (ANTARA News) - Komoditas singkong di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, selama musim hujan laku keras sehingga pendapatan pedagang naik dua kali lipat.

"Kami sehari bisa menjual sebanyak satu ton, padahal hari biasa hanya 500 kilogram," kata Ahmad, seorang pedagang singkong di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu.

Masyarakat, kata dia, saat ini lebih memilih makanan yang murah dan terjangkau menyusul tibanya musim hujan.

Sebab musim hujan dipastikan harga-harga bahan pokok, termasuk beras melonjak dan banyak warga yang tidak mampu membeli kebutuhan pokok tersebut.

"Kemungkinan mereka warga yang membeli komoditas singkong sebagai pengganti alternatif makanan pokok. Saya kira warga yang datang ke sini mereka dari kalangan ekonomi berpenghasilan rendah," katanya.

Menurut dia, saat ini harga singkong jenis roti maupun mentega dijual dengan harga sebesar Rp1.500 per kilogram.

"Harga sebesar itu tentu sangat terjangkau bagi kalangan masyarakat keluarga miskin," kata Ahmad.

Sebagian besar  membeli singkong untuk dijadikan makanan alternatif maupun makanan tambahan sehubungan harga beras di pasaran cukup tinggi.

Ade,  pedagang di Pasar Rangkasbitung mengaku terpaksa mendatangkan singkong dari beberapa kecamatan karena permintaan  yang tinggi.

"Kami sehari bisa menjual singkong antara satu ton sampai 1,5 ton, padahal hari biasa sekitar 700 kilogram," katanya.

(KR-MSR/Z003)


Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013