"Ya ini bagian apa yang ditinggalkan pak Zainudin Amali (sebagai Menpora sebelumnya). Jadi ini memang peninggalan yang bersejarah, dan saya hanya meneruskan dari senior saya," kata Dito Ariotedjo dalam keterangan resminya di Phnom Penh, Kamboja, Rabu.
Mantan Ketua Umum AMPI ini menegaskan bahwa hal tersebut menunjukkan adanya kolaborasi dan kerja sama yang baik antara pemerintah dalam hal ini Kemenpora dengan PSSI sebagai federasi olahraga sepak bola serta KONI dan KOI atau NOC Indonesia.
"Jadi ini saya rasa memang kolaborasi di antara Kemenpora, federasi (PSSI), dan juga KONI dan KOI. Ini kerja sama yang saya rasa bila ditingkatkan dan diteruskan Indonesia bisa menembus dunia lebih banyak," ujar Dito.
Baca juga: Tim sepak bola akhiri penantian medali emas SEA Games 32 tahun
Menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju mengaku sejak awal dirinya menjadi Menpora sudah meyakini bahwa di bawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Wakil Ketua Umum Zainudin Amali, dan Ratu Tisha. Menurutnya, hasil medali emas SEA Games kali ini setelah penantian 32 tahun merupakan bukti omongannya waktu itu menjadi fakta.
"Sepak bola, pertama saya dilantik jadi menteri, saya sudah sampaikan, PSSI di tangan yang benar, pak Erick dan pak Zainudin Amali serta Rau Tisha. Jadi ini hasil buktinya omongan saya bukan omongan klaim atau politis tapi fakta," pungkas Dito.
Timnas Indonesia U-22 menuntaskan dahaga gelar selama lebih dari tiga dekade setelah menghajar Thailand pada laga final SEA Games 2023 di Stadion Olympic, Phnom Penh, Selasa (16/5) dengan skor 5-2 melalui perpanjangan waktu. Terakhir Indonesia meraih emas pada SEA Games 1991 Manila.
Baca juga: Erick Thohir: Terima kasih para pejuang bernyali juara
Baca juga: Iwan Bule apresiasi timnas Indonesia berhasil raih emas SEA Games 2023
Baca juga: Sukses Indra Sjafri yang terulang di Phnom Penh
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023