"Penanganan stunting menjadi hal yang sangat penting dalam rangka mendukung program pembangunan SDM," kata Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kemenko PMK Agus Suprapto dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.
Agus menjelaskan, pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan memiliki tujuan untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang unggul, berkualitas, berbudi pekerti luhur, dan juga berdaya saing.
"Hal tersebut tentunya akan dapat diwujudkan jika generasi penerus bangsa, dapat bertumbuh dan berkembang secara baik dan optimal, serta yang terpenting tidak mengalami stunting, karena stunting dapat mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak," katanya.
Baca juga: Menko Muhadjir: Penanganan stunting tak boleh berhenti
Baca juga: Menko PMK optimistis target penurunan tengkes 14 persen 2024 tercapai
Dia juga menambahkan bahwa pemerintah menjadikan program pembangunan SDM sebagai salah satu agenda prioritas, mengingat Indonesia segera mencapai bonus demografi. Selain itu, untuk mendukung terwujudnya visi Indonesia Maju pada tahun 2045 mendatang.
"Dalam rangka menyambut bonus demografi, dan mewujudkan visi Indonesia Maju pada tahun 2045 maka upaya peningkatan kualitas SDM menjadi hal yang sangat esensial agar bonus demografi yang ditandai dengan proporsi usia produktif dalam jumlah besar dapat dioptimalkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penanganan stunting," katanya.
Kemenko PMK bersama kementerian dan lembaga terkait, kata dia, terus menggencarkan sejumlah program strategis guna menurunkan prevalensi stunting dan mengoptimalkan program pembangunan SDM.
"Kemenko PMK terus mendorong kolaborasi dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, karena kerja sama lintas sektor sangat diperlukan agar berbagai program strategis dapat berjalan dengan baik" katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah saat ini terus melakukan berbagai upaya dalam rangka percepatan penurunan prevalensi stunting.
Menko PMK menjelaskan bahwa pada saat ini, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia adalah sebesar 21,6 persen.
"Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di tanah air, bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," kata Muhadjir Effendy.*
Baca juga: Kemenko PMK: Penyediaan antropometri salah satu upaya cegah stunting
Baca juga: BKKBN: Pemda perlu gerak cepat belanjakan makanan tambahan bagi balita
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023