Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan pertemuan dengan Universitas Zhejiang, China, Senin (22/5) untuk menindaklanjuti kerja sama pembangunan Pusat Riset dan Inovasi Konservasi Tanaman Obat Tiongkok-Indonesia.Universitas Zhejiang memiliki keunggulan dalam bidang pertanian dengan adanya universitas dan industri yang unggul. Oleh karena itu, kami berharap kerja sama ini dapat mendorong sektor terkait
“Universitas Zhejiang memiliki keunggulan dalam bidang pertanian dengan adanya universitas dan industri yang unggul. Oleh karena itu, kami berharap kerja sama ini dapat mendorong sektor terkait,” kata Luhut dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama International Cooperation Center of the National Development and Reform Commission (NDRC) pada September 2020 telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Pembangunan Pusat Riset dan Inovasi Konservasi Tanaman Obat Tiongkok-Indonesia.
Perjanjian tersebut melibatkan Universitas Zhejiang dan telah menghasilkan kerja sama penelitian dan peningkatan kapasitas.
Dalam pertemuan tersebut, salah satu aspek yang dibahas dalam MoU yang telah ditandatangani sebelumnya adalah mengenai pendirian Herbal Center dan pengembangan bidang pertanian melalui Taman Sains Teknologi Herbal Hortikultura (TSTH2) dan Food Estate di Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah.
NDRC telah menunjuk Universitas Zhejiang sebagai mitra kerja sama dalam hal ini.
Adapun saat ini, pemerintah sedang membangun berbagai fasilitas pendukung untuk TSTH2, seperti laboratorium penelitian pertanian dan tanaman obat, asrama, smart green house, dan peralatan laboratorium.
IT Del, yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Universitas Zhejiang dalam pengelolaan TSTH2.
Selain itu, Pusat Asia Tenggara Tsinghua dari Universitas Tsinghua juga akan mendukung peningkatan kapasitas bagi para pelajar dan pendidik.
Dalam pertemuan tersebut, Luhut juga meminta Universitas Zhejiang dan NDRC untuk mengimplementasikan MoU yang ada dan segera melakukan langkah-langkah tindak lanjut. Beberapa perwakilan dari NDRC dan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia telah mengunjungi TSTH2 yang terletak di Sumatera Utara dan berdiskusi dengan IT Del.
“Rencana penelitian telah dirumuskan dalam peta jalan. Proposalnya telah dibuat oleh IT Del bersama dengan universitas terkemuka di Indonesia dan beberapa instansi lainnya," kata Luhut.
Dalam proposal tersebut, Indonesia mengajukan penelitian lanjutan tentang pemuliaan genomik dan tanaman, terutama jernang (dragon blood), kunyit, dan kemenyan. Namun, pilihan komoditas dapat didiskusikan lebih lanjut antara kedua belah pihak.
“Kami berharap penelitian ini akan menghasilkan hal-hal yang konkret dan Presiden RI Joko Widodo dapat menandatangani nota kesepakatan di kunjungannya tahun ini,” imbuh Luhut.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 lalu, Indonesia dan Tiongkok juga telah menandatangani MoU Pembangunan Pusat Riset dan Inovasi Konservasi Tanaman Obat China-Indonesia yang ditandatangani oleh Kemenko Marves dan NDRC dan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping.
Baca juga: RI promosikan peluang kembangkan obat tradisional di forum ASEAN-China
Baca juga: Kemenperin pacu kemandirian industri kesehatan
Baca juga: Indonesia kembangkan herbal kurangi obat impor
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023