"Kami siapkan Tim Kesehatan Bandara di dua bandara yakni Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz Madinah dan Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Tahun ini Kemenkes menugaskan 16 orang yang terdiri atas dokter, perawat, sanitarian dan tenaga pendukung kesehatan. Dokter yang disiagakan yaitu dokter umum, dokter spesialis emergency, dan dokter spesialis kedokteran penerbangan.
Teknis kerja TKB di antaranya melaksanakan diagnosis dini kepada anggota jamaah yang baru tiba dengan teknik visual diagnostik cepat, sehingga dapat mengidentifikasi calon haji yang risiko tinggi.
“Melalui visual diagnostik cepat, kami bisa mendeteksi anggota jamaah haji yang berisiko perburukan kesehatan, sehingga tim ini dapat mencegah kegawatdaruratan medis yang berakhir fatal,” ujarnya.
Selain itu, tim akan membantu melaksanakan evakuasi jika terdapat anggota jamaah yang mengalami gangguan kesehatan di bandara. TKB juga mengidentifikasi calon haji yang membutuhkan rujukan.
“Harapan saya, tim kesehatan ini dapat mencegah terjadinya kegawatdaruratan medis yang mungkin akan terjadi pada jamaah yang baru saja tiba di Arab Saudi," katanya.
Saat memasuki puncak haji atau lebih dikenal dengan fase Arofah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), TKB menjadi penanggungjawab pelayanan kesehatan di Pos Kesehatan Arofah. TKB juga bertugas untuk melaksanakan kunjungan jika terdapat anggota jamaah haji yang dirawat di RS Arab Saudi di Jeddah dan Arofah.
Baca juga: Kemenkes lengkapi calon haji dengan kartu pemantau kesehatan
Baca juga: Kemenkes imbau jamaah calon haji waspadai MERS-CoV
Baca juga: Kemenkes operasikan klinik kesehatan di Mekkah dan Madinah
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023