Panitia Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XIII tahun 2023 hari ini telah menyelenggarakan “Sosialisasi Pedoman Penilaian Dewan Juri” di Gedung E Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Baca juga: Vino G Bastian berpeluang pecahkan rekor di FFWI 2022
Menurut Direktur Bidang Penjurian dan Pengadaan Film FFWI, Tertiani Simanjuntak, kegiatan tersebut antara lain bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Dewan Juri FFWI dalam memilih karya-karya film nasional terbaik.
“Di samping itu, kegiatan sosialisasi ini untuk meningkatkan kredibilitas sistem dan metode penilaian penjurian FFWI,” kata Tertiani dalam siaran resminya, Kamis.
Dalam acara tersebut, penggiat Perfilman Daniel Irawan menyampaikan bahwa untuk menilai film pada suatu festival, yang pertama harus diperhatikan adalah siapa yang layak menjadi juri dan syarat menjadi dewan juri.
Menurut Daniel, produser film, kritikus film, pakar film, aktor dan aktris hingga wartawan peliput film adalah orang-orang yang layak untuk menjadi juri di festival film.
“Dan di antara semua profesi, wartawan peliput film yang paling layak menjadi juri festival film,” tegas Daniel.
Kelebihan wartawan sebagai juri dalam pandangan Daniel adalah karena mereka sering berinteraksi dengan penonton film. Wartawan juga dinilai sering memintai pendapat penonton soal film dan mengetahui apa yang sedang digandrungi oleh penonton.
Sementara itu di sisi lain, editor sekaligus pendiri alif.id Susi Ivvaty berpendapat bahwa untuk menjadi juri yang menilai film, harus tidak dengan kepala kosong. Dengan begitu, seorang juri bisa mengajukan argumen mengapa dia memilih suatu film untuk dinilai bagus atau tidak.
“Seorang juri harus mampu memaparkan dan berargumentasi tentang definisi sebuah film yang baik atau buruk. Dan pada akhirnya, bisa menyimpulkan difinisi itu sangat dinamis dan berspektrum,” kata Susi.
Di samping itu, Wartawan Senior Anggota LSF (Lembaga Sensor Film) juga berpendapat bahwa penilaian sebuah film harus disepakati bersama. Menurutnya, penilaian sebuah film jangan hanya dari rasa saja.
“Kalau genre drama, apakah cerita bisa menyentuh keharuan? Tetapi keharuan itu bukan cengeng. Lantas untuk genre laga, action, dan horor adegan dan cerita dan dilihat masuk akal atau tidak. Semua itu bisa jadi bahan penilaian yang didiskusikan bersama,” kata Rita.
Di bawah koordinasi Kemendikbudristek, panitia FFWI 2023 sudah mulai bekerja dengan menyusun daftar film-film yang tayang di bioskop dan OTT mulai 1 Oktober 2023 hingga 30 September 2023.
Baca juga: FFWI 2023 diselenggarakan dengan berbagai inovasi
Baca juga: FFWI dukung keragaman festival film di industri lokal
Baca juga: Boris Bokir akui terkejut jadi pemenang di FFWI 2022
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023