"Hari ini tim dari Balai PPIKHL Wilayah Sumatera sudah sampai di Sumbar dan langsung turun membantu memadamkan api," kata Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi di Padang, Jumat.
Ia menyebut proses pemadaman lahan sawit yang terbakar, sejak Selasa (23/5), mengalami kendala. Selain peralatan yang belum memadai, letak lokasi juga jauh dari jalan.
Jaringan komunikasi di lokasi juga buruk sehingga koordinasi antara petugas di lapangan dengan petugas di luar terhambat.
Baca juga: BPBD sebut kebakaran hutan empat daerah di Sumbar efek cuaca panas
Baca juga: Pesisir Selatan liburkan sekolah karena kabut asap makin pekat
Apalagi lahan perkebunan sawit itu juga lahan gambut yang relatif lebih sulit dipadamkan. "Api pada lahan yang sebelumnya sudah berhasil dipadamkan, tiba-tiba bisa menyala kembali," ujarnya.
Ia menyebut untuk mengendalikan api, pihaknya sudah berkomunikasi Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) wilayah Sumatera di Palembang untuk meminta bantuan personel.
"Hari ini tim bantuan sudah datang dan akan langsung ke lokasi di Pesisir Selatan," katanya.
Dari laporan sementara Satgas Karhutla Dinas Kehutanan Sumbar, kebakaran lahan terus meluas hingga Jumat (26/5). Diperkirakan luas lahan yang terbakar mencapai ratusan hektare.
Silaut merupakan kecamatan paling ujung Selatan dari Kabupaten Pesisir Selatan yang berbatasan langsung dengan Provinsi Bengkulu.
Jarak tempuh menuju Kecamatan Silaut dari Ibu Kota Kabupaten Painan sekitar 186 Kilometer. Sedangkan dengan Ibu Kota Provinsi Padang sekitar 264 Kilometer.
Daerah itu merupakan bagian dari Kota Terpadu Mandiri (KTM) kawasan transmigrasi Lunang-Silaut. Sebagian besar area perkebunan sawit di Pesisir Selatan ada di kawasan tersebut.*
Baca juga: 53 hektare hutan di Pesisir Selatan terbakar
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023