• Beranda
  • Berita
  • Pemkab Batang sambut 32 biksu Thudong ke Candi Borobudur

Pemkab Batang sambut 32 biksu Thudong ke Candi Borobudur

26 Mei 2023 14:45 WIB
Pemkab Batang sambut 32 biksu Thudong ke Candi Borobudur
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki sedang menyambut 32 biksu dari sejumlah negara yang melakukan ritual Thudong (berjalan kaki) menuju Candi Borobudur, Batang, Jawa Tengah, Jumat (26/5/2023). ANTARA/Kutnadi/aa.
Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyambut 32 biksu yang sedang menjalani ritual Thudong atau berjalan kaki dari Nakhon Si Thammarat Thailand menuju Candi Borobudur untuk merayakan Waisak.

Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya sengaja menyambut para biksu yang tengah melintas di Batang dalam perjalan jalan kaki menuju Candi Borobudur.

"Tadi para biksu mengaku sangat senang sekali karena disambut meriah oleh masyarakat saat melintas di wilayah Kabupaten Batang. Selain itu, kami juga menjamu para biksu dengan memberikan makan pagi dengan hidangan khas daerah ini," katanya.

Menurut dia, para biksu ini singgah di tiga lokasi yaitu rumah dinas bupati, kemudian istirahat di Desa Simbang Desa, dan Banyuputih untuk istirahat semalam.

Baca juga: Pemkot Cirebon apresiasi toleransi warga saat 32 Biksu Thudong singgah

Baca juga: Biksu "Thudong" akui toleransi beragama di Indonesia tinggi


"Kami mendoakan rombongan biksu ini diberi kelancaran selama perjalanan dan selamat sampai ke Candi Borobudur sesuai jadwal yang sudah direncanakan," kata Lani Dwi Rejeki.

Ritual Thuddong yang diinisiasi oleh biksu asal Indonesia yakni Bhante Kantadhammo atau yang akrab disapa Bhante Wawan mengatakan 32 biksu asal Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia direncanakan tiba di Candi Borobudur pada 2 Juni 2023.

32 biksu dari sejumlah negara itu mulai berjalan kaki dari Nakhon Si Thammarat Thailand mulai tanggal 23 Maret 2023, dan direncanakan sampai di Candi Borobudur tanggal 2 Juni 2023

Bhante Wawan Biksu asal Indonesia ini mengatakan puluhan biksu merasa senang selama menjalani ritual berjalan kaki karena masyarakat sangat antusias menyambut kehadiran mereka.

"Tidak ada duka. Duka itu hilang ketika ada suka, sukanya itu antusias masyarakat luar biasa. Tidak ada kendala selama perjalanan, bahkan sambutan masyarakat membuat perjalanannya semakin meriah," katanya.

Baca juga: Biksu Tadisa: Rangkul perbedaan wujudkan keindahan

Baca juga: Para biksu doa matahari terbit di Borobudur

 

Pewarta: Kutnadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023